Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid enggan mengomentari soal memanasnya koalisi partai politik di Pemerintahan SBY-Boediono. Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Didik Rachbini ini lebih suka berbicara soal pencalonannya dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI yang digelar Juli 2012.
"Jangan tanya masalah yang dalam kaitannya dengan koalisi," kata Hidayat usai memberi ceramah di Kantor Gerakan Pemuda Islam (GPI), Menteng, Jakarta, Jumat, 6 April 2012.
Menurut mantan Ketua MPR RI periode 2004-2009 ini, pembicaraan soal isu yang gencar berhembus menyebutkan PKS akan "ditendang" dari koalisi karena melanggar kontrak koalisi, bukanlah wewenang dirinya. "Itu bukan wewenang saya. Kalau Anda mau tanya, tentang Jakarta saja," kata Hidayat.
Petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seperti diketahui menggelar rapat internal di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan pada Kamis malam, 5 April 2012. Pertemuan yang membahas perkembangan isu politik terkini itu dipimpin Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.
Hadir dalam pertemuan itu dua Menteri asal PKS, Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial, Salim Segaf Al-Jufri.
"Rapat rutin sebetulnya, ini rapat biasa seperti membuat semacam laporan perkembangan terakhir, biasa dibicarakan para menteri. Ya rapat rutin saja untuk memantau keadaan," kata Tifatul Sembiring saat itu.
Tifatul membenarkan pertemuan juga membahas tentang perkembangan koalisi dan isu reshuffle yang belakangan memanas.
"Iya itu juga salah satunya dibahas," kata Tifatul yang juga anggota Majelis Syuro PKS. "Dan saya juga ditanyakan tadi, bagaimana kondisi di Kementerian. Karena seperti beberapa saat yang lalu kita diinstruksikan untuk tetap bekerja. Maka saya bilang tetap bekerja seperti biasa," tambahnya
Namun saat disinggung bagaimana sikap partainya atas desakan agar mengundurkan diri dari koalisi, mantan Presiden PKS itu menanggapi santai. "Kami baik-baik saja dan biasalah itu, namanya juga politik, kan, biasa panas dingin," ujar Tifatul. (hp).
• VIVAnews