Saham PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) kabarnya sedang diincar salah satu perusahaan produk konsumen ternama dan terbesar dalam negeri yang juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kabarnya, sekitar 30 persen saham Mustika Ratu bakal dibeli pada harga Rp900 per saham," kata sumber VIVAnews di Jakarta, Senin malam.
Sedangkan menurut sumber di Mustika Ratu, sejumlah investor lokal maupun asing sudah berulang kali menyatakan keinginannya untuk memiliki saham perusahaan produk kecantikan tersebut. Namun, hingga saat ini belum terjadi kesepakatan.
"Sudah banyak yang berminat dan memberi penawaran. Tapi, sampai saat ini belum ada yang terealisasi," ujar dia.
Dia menambahkan, selain belum ada kecocokan harga yang ditawarkan calon pembeli, Mustika Ratu merupakan perusahaan publik yang mayoritas sahamnya milik keluarga, sehingga lebih mengutamakan peningkatan kepemilikan dibanding dilepas ke pihak lain.
Sedangkan Putri Kuswisnu Wardhani, Vice President Director Mustika Ratu sampai berita ini diturunkan belum bisa dimintai konfirmasi, pesan singkat yang dikirim VIVAnews juga belum mendapatkan jawaban.
Sementara itu, Sancoyo Antarikso, sekretaris perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk yang diisukan meminati saham Mustika Ratu mengaku belum mengetahui rencana itu. "Nggak, saya belum mendengar," ujar dia kepada VIVAnews.
Menurut dia, selama ini perseroan terus berupaya untuk tumbuh. Peluang untuk melakukan aksi korporasi seperti akuisisi dilakukan jika sesuai dengan strategi perseroan, sehingga memiliki nilai tambah. "Kami melihat sesuai opportunity yang ada," ujarnya.
Per 30 September 2010, Mellon Bank NA S/A Investors Pacific memiliki saham berkode MRAT sebesar 8,98 persen dan PT Mustika Ratu Investama sebesar 71,26 persen. Sedangkan sisanya dimiliki publik.
Pada perdagangan awal pekan ini, Senin 18 Oktober 2010 MRAT ditutup menguat Rp60 (11,11 persen) ke level Rp600. Namun, saat pembukaan transaksi hari ini, harga saham bergerak stagnan di posisi Rp600.
Seperti diketahui, kinerja keuangan perseroan pada paruh pertama 2010 relatif konservatif. Penjualan bersih hanya bertambah 3,2 persen dan laba bersih menebal 12 persen.
Pendapatan usaha emiten berkode MRAT ini sepanjang semester I-2010 naik tipis menjadi Rp168,29 miliar dari Rp163,16 miliar pada periode sama 2009. Laba kotor bertambah menjadi Rp94,09 miliar dari Rp90,86 miliar dan laba usaha mencapai Rp18,71 miliar dari sebelumnya Rp18,10 miliar.
Secara bottom line, laba bersih yang dibukukan hanya naik menjadi Rp11,77 miliar atau Rp28 per saham dari periode sama tahun sebelumnya Rp10,51 miliar atau setara Rp25 per saham. (art)
• VIVAnews