Pemerintah menargetkan seluruh pembangkit listrik di Pulau Jawa tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak (BBM) mulai Juni 2012. Hal itu seiring beroperasinya terminal penerima penampungan dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) Teluk Jakarta pada Mei nannti.
"Pada pertengahan tahun ini, tidak ada lagi pembangkit memakai BBM yang beroperasi di Jawa," kata Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman di Jakarta, Jumat 20 April 2012.
Seperti diketahui FSRU Teluk Jakarta akan memasok gas ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok yang selama ini masih menggunakan solar karena tidak adanya pasokan gas. Selain dua PLTGU tersebut, pada Januari lalu PLN telah menghentikan operasi PLTGU Tambaklorok, Semarang seiring beroperasinya PLTU Tanjung Jati B. PLTGU Tambak Lorok hanya akan dijadikan pembangkit cadangan jika permintaan listrik bertambah.
Menurut Jarman, nantinya pembangkit listrik yang menggunakan BBM hanya untuk pembangkit di luar Jawa-Bali. Sehingga rasio elektrifikasi di luar Jawa dapat meningkat seiring ditambahnya pembangkit BBM.
Selain itu, dengan pengoperasian kabel transmisi Jawa-Bali, pemakaian BBM untuk pembangkit di Bali juga akan berkurang. Selama ini Bali dipasok oleh pembangkit BBM sebesar 600-700 megawatt. (eh)
"Sudah terpenuhi 200 MW dan akan bertambah 200 MW lagi pada September, sehingga tersisa tidak sampai 50 persennya yang masih pakai BBM," ujarnya.
Sedangkan untuk pengurangan pembangkit BBM di Sumatera, lanjutnya, pemerintah akan menggalakan program pembangkit mulut tambang.
Pada 2012 pemerintah menargetkan pemakaian BBM dalam bauran energi primer turun dari 22 persen menjadi 13 persen. Dan pada 2013 pemakanan BBM hanya tersisa 9 persen dan akan terus menurun hingga tersisa 5 persen.
• VIVAnews