Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengimbau para pelaku hortikultura untuk menjaga potensi daerah yang dimilikinya. Masyarakat juga diminta tak tergantung pada pemerintah yang menurutnya terlalu bertele-tele.
"Saat ini masyarakat lebih pintar, bahkan mungkin lebih baik dari pemerintah. Pemerintah lebih administratif dan bertele tele. Jangan tergantung pada pemerintah. Terus mencari peluang kerja, kerja, kerja,” kata Dahlan Iskan kepada VIVAnews, di Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 4 Mei 2012.
Dahlan mengatakan, setiap daerah memiliki potensi dan kekhasannya masing-masing. Untuk itu, mantan direktur utama PLN ini mengimbau agar masyarakat berupaya untuk mempertahankannya.
“Contoh beras pandan wangi yang terkenal hingga mancanegara hanya ada di Cianjur. Benihnya bisa ditanam dimana saja namun hasilnya tidak sebaik yang ditanam di Cianjur. Ini permasalahan dari jenis dan kesuburan tanah yang tidak ada di daerah lain, meski bibitnya sama,” kata dia.
Untuk menjaga semua kekayaan itu, Dahlan menilai diperlukan kreativitas dari masyarakat. Dengan kemampuan yang ada saat ini, pelaku usaha dianggap bisa melakukan hal itu.
Lebih jauh, dia juga mengimbau agar pelaku usaha bidang pertanian tak terlalu banyak bergantung pada pemerintah. Selain bertele-tele, kebijakan yang dibuat juga harus melalui proses administrasi yang panjang.
Secara kualitas Dahlan melihat semua hasil petani di Kabupaten Cianjur layak ekspor sehingga tidak kalah dengan produk impor. Seharusnya kebutuhan dalam negeri yang tinggi dapat tertutupi dari produksi lokal yang selama ini terganggu oleh kebijakan impor holtikultura.
“Saya akan mencoba membuat regulasi yang mempu menjaga prodak prodak impor holtikultura petani lokal. Ini upaya untuk menjaga pasaran dan harga dalam persaingan dengan prodak impor sejenis,” urainya.
Saat disinggung mengenai pembatasan pelabuhan impor produk hortikuluta, Dahlan menyatakan kebijakan tersebut sangat penting bagi masyarakat dan BUMN. "Kebijakan ini akan memberikan perlindungan kepada para petani," katanya.
Saat ini berbagai produk holtikultura lokal selalu kalah bersaing dengan membanjirnya berbagai produk impor holtikultura hingga ke daerah. Kekalahan produk lokal ini bukan di tingkat kualitas namun di tingkat harga. Di mana harga produk impor bisa lebih murah dibanding produk lokal.
• VIVAnews