ORI018 Jadi Surat Utang Ritel Terakhir yang Dirilis Tahun Ini
09 Oktober 2020, 09:00:00 Dilihat: 418x
Jakarta -- Pemerintah menyatakan surat utang negara berseri Obligasi Negara Ritel 018 (ORI018) adalah surat berharga negara (SBN) ritel bersifat tradable terakhir yang akan diterbitkan pemerintah tahun ini. Tradable artinya bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga jenis investasinya likuid.
"Nah ORI018 ini merupakan SBN ritel yang sifatnya tradable yang diterbitkan terakhir oleh pemerintah (tahun ini)," ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman dalam launching ORI018 secara virtual, Kamis (1/10).
Luky menyatakan ini merupakan kesempatan terakhir bagi masyarakat untuk berinvestasi di surat utang ritel bersifat tradable yang diterbitkan pemerintah. Masyarakat bisa mulai berinvestasi dengan nominal Rp1 juta hingga Rp3 miliar.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan masyarakat yang membeli ORI018 bisa menjualnya lagi di pasar sekunder setelah 1 bulan melakukan transaksi beli. Artinya, mereka tak perlu menunggu jatuh tempo untuk mencairkan dana di ORI018.
"Ini mudah dicairkan karena tradable, setelah 1 bulan bisa diperjualbelikan. Ini bisa mengatasi masalah likuiditas, bisa dijual di pasar sekunder," jelas Deni.
Ia bilang harga jual di pasar sekunder berpotensi lebih tinggi dari harga beli di pasar perdana. Dengan demikian, ada potensi keuntungan dari kenaikan harga saat menjualnya di pasar sekunder.
"Harga jual biasanya lebih tinggi dari harga beli, jadi keuntungan bukan hanya dari bunga yang diberikan pemerintah tapi juga capital gain karena dijual lebih tinggi dari harga beli di pasar perdana," terang Deni.
Di sini, pemerintah menawarkan bunga sebesar 5,7 persen dari ORI018. Bunganya lebih rendah dari ORI017 yang sebesar 6,4 persen.
Deni mengklaim penurunan terjadi seiring dengan turunnya bunga surat utang di pasar perdana. Kendati turun, ORI018 dinilai tetap menguntungkan jika dibandingkan dengan deposito.
"Kalau dibandingkan dengan deposito, ORI018 ini tinggi. Apalagi Bank Indonesia juga turunkan bunga dan ada kemungkinan menurunkan bunga lagi," kata Deni.
Dengan potensi keuntungan ini, Deni juga mengajak investor ORI014 melakukan re-investasi di ORI017. Ini karena ORI014 akan jatuh tempo pada Oktober 2020.
"Pemegang ORI014 juga bisa re-investasi ke ORI017," imbuh Deni.
Sebagai informasi, pemerintah membuka masa penawaran ORI018 pada 1 Oktober hingga 21 Oktober 2020. Hasil lelang akan ditetapkan pada 23 Oktober 2020. Kemudian, setelmen mulai 27 Oktober 2020 dan jatuh tempo 15 Oktober 2023. Masyarakat bisa mulai membeli ORI018 dariRp1 juta hingga maksimal Rp3 miliar.
Kupon yang ditawarkan bersifat tetap (fixed) atau tak berubah hingga jatuh tempo. Nantinya, pemerintah akan membayarkan kupon itu setiap tanggal 15 per bulannya.
Masyarakat bisa memesan ORI018 melalui 26 mitra distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN. Mitra distribusi tersebut, antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Lalu, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank HSBC Indonesia, dan PT Bank OCBC NISP Tbk.
Selanjutnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Citibank N.A, PT. Bank Central Asia Tbk atau BCA, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Commonwealth, PT Bank Danamon Tbk, dan PT Bank Victoria International Tbk.
Kemudian, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Bahana Sekuritas, PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale (Tanamduit), PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee), PT Investree Radhika Jaya (Investree), PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku), dan PT Lunaria Annua Teknologi (Koinworks).
Sumber : cnnindonesia.com