Jakarta -- McKinsey Indonesia mengatakan sebanyak 23 juta pekerjaan akan tergantikan dengan otomatisasi. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Indonesia ke depannya.
Otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan pekerjaan tanpa pengawasan manusia.
"Betul kalau melihat potensi dari otomasi, pekerjaan yang tergantikan ada tantangan besar bagi Indonesia. 23 juta pekerjaan kurang lebih akan akan tergantikan," tutur Managing Partner McKinsey Indonesia Philia Wibowo dalam diskusi Reformasi dan Menata Ulang Indonesia Pasca Covid-19, Rabu (21/10).
Namun, di sisi lain akan muncul 27 juta hingga 36 juta lapangan pekerjaan baru. Lapangan pekerjaan baru itu bukan timbul dari otomasi, namun dipicu kondisi di Indonesia.
Misalnya, Indonesia memiliki bonus demografi, sehingga penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan usia tua. Penduduk usia produktif tersebut dinilai bisa mendorong konsumsi.
"Ada 10 juta pekerjaan baru tercipta, pekerjaan yang tadinya tidak ada, jadi ada. Misalnya, zaman dulu tidak ada ada digital marketing, karena digital ada juga pekerjaan yang tercipta," tuturnya.
Oleh sebab itu, ia menuturkan tenaga kerja Indonesia hendaknya mengantongi keterampilan baru agar bisa meraih peluang pekerjaan tersebut. Ia menyebut 4 teratas keterampilan yang dibutuhkan.
Meliputi memiliki keahlian dalam bidang tertentu, interaksi dengan pemangku kepentingan, manajemen dan mengembangkan SDM, serta pekerjaan fisik yang tidak terduga seperti pemadam kebakaran.
"Mungkin dulu kalau general sudah cukup tapi ke depan semakin orang punya expertise (keahlian) apakah dalam suatu fungsi atau sektor itu akan makin dibutuhkan. Jadi, tuntutan lulusan kita atau orang yang sudah kerja adalah bagaimana untuk memiliki spesialisasi karena itu penting," tandasnya.
Sumber : cnnindonesia.com