Jurus Jaga Saldo Uang Elektronik dari Ancaman Pembobolan
10 November 2020, 09:00:00 Dilihat: 424x

Jakarta -- Uang elektronik secara perlahan telah menggeser posisi vital duit tunai dalam perdagangan dan kehidupan masyarakat. Perkembangan pesat e-commerce dan tingginya volume transaksi jual beli secara daring belakangan ini menjadikan layanan dompet digital kian ramai digunakan.
Tak hanya mudah digunakan, insentif yang ditawarkan dari penggunaan layanan dompet digital, seperti potongan harga hingga pengembalian uang (cash back), seringkali menggiurkan.
Selain itu, pandemi covid-19 yang membatasi transaksi fisik masyarakat juga turut mendorong digitalisasi. Akibatnya, penggunaan uang elektronik pun menjadi sering dilakukan.
Maka tak heran jika jumlah transaksi uang elektronik saat ini sudah hampir sama dengan lewat ATM.
Mengutip laman resmi BI, uang elektronik bisa diartikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk digital. Di sini, nilai uangnya akan disimpan dalam media elektronik tertentu.
Sebelum menggunakan uang elektronik, pengguna harus menyetorkan uangnya kepada penerbit dan disimpan dalam media elektronik. Ketika sudah digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi.
Di Indonesia, uang elektronik bisa diterbitkan oleh bank dan non bank. Untuk non bank, beberapa contoh uang elektronik yang seringkali digunakan oleh masyarakat adalah Gopay, Ovo, dan Dompet Digital Indonesia (Dana).
Meski sudah banyak digunakan, sayangnya, jaminan keamanan saldo uang tersebut masih belum jelas. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan belum ada aturan jelas mengenai siapa yang mengatur pengawasan saldo uang elektronik.
Mereka juga belum mendapatkan mandat untuk menjamin saldo uang elektronik masyarakat.
Ketiadaan jaminan perlindungan ini mengharuskan masyarakat untuk ekstra hati-hati dalam menjaga saldo uang elektronik mereka di dompet digital supaya tidak dimaling orang. Untuk menghindari ancaman pembobolan saldo e-wallet itu, berikut beberapa tip yang bisa dilakukan.
1. Buat Anggaran Dompet Digital
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad menyebut hal pertama yang harus dilakukan agar saldo uang elektronik tak kebobolan adalah membuat anggaran dompet digital bulanan. Ini memiliki banyak manfaat.
Pertama, bisa mengontrol dan membuat kita tidak kebablasan dalam menggunakan uang elektronik.
Kedua dan berkaitan dengan pembobolan, perencanaan anggaran dibuat untuk memastikan tak ada saldo mengendap di dompet digital pengguna yang rentan dicuri.
Dalam membuat anggaran, Anda harus mengidentifikasi dulu apa saja pengeluaran rutin yang dibayarkan lewat dompet digital. Pengeluaran itu misalnya, transportasi, konsumsi, dan pembayaran rutin seperti listrik, air, pulsa/internet.
Selain pengeluaran rutin, Teja menyebut Anda juga dapat menganggarkan pos jajan untuk belanja online. Selain membuat anggaran, pengguna juga harus disiplin agar tak tergoda diskon yang ditawarkan, meski niatnya adalah mengirit.
"Niatnya begitu (mengirit) karena ada diskon, ongkir gratis dan sebagainya, tapi jadinya kelewatan. Godaannya banyak banget, jadi yang pasti mesti tahu berapa sih budget untuk pemakaiannya," katanya.
Dalam membuat rencana anggaran, Teja tak mematok berapa besar pengisian dompet digital bulanan yang harus dilakukan. Menurutnya, setiap orang memiliki tujuan dan pendapatan yang berbeda-beda.
2. Hanya Top Up Saat Perlu
Jika melakukan penganggaran dinilai terlalu ribet, Perencana Keuangan Aidil Akbar menyarankan untuk mengontrol pengeluaran lewat sistem isi saldo (top up) saat perlu.
Meski idealnya memiliki budget, namun untuk mereka yang tak suka menyiapkan anggaran bulanan, dapat mengontrol pengeluaran lewat pengisian saldo secara minimal.
"Selain melindungi dari pencurian juga melindungi dari pemborosan, milenial sekali transfer ke e-wallet bisa beberapa ratus ribu dan enggak terasa 2 hari sudah menghabiskan ratusan ribu, (makanya) selalu maintain (jaga) saldo minimum," sarannya.
Ia meyakini metode yang disarankannya ampuh untuk mengerem pengeluaran bagi mereka yang kerap merasa gatal menghabiskan saldo di dompet digitalnya.
3. Catat Biaya Top Up
Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Lusiana Darmawan menyebut dalam banyak kasus, pengguna kehilangan kontrol terhadap pengeluaran yang dibayar lewat dompet digital karena sering melakukan top up dengan nominal kecil yang kalau ditotal jumlahnya mengejutkan.
Karena tarif pengisian terbilang murah yaitu di kisaran Rp1.000 hingga Rp2 ribu per transaksi, pengguna kerap mengabaikan biaya administrasi.
Dia menyarankan untuk membukukan setiap detail pengeluaran dari saldo hingga biaya top up agar total pengeluaran bulanan Anda akurat.
"Pada banyak kasus, kita kehilangan kontrol terhadap pengeluaran yang dibayar dengan menggunakan dompet digital karena detail pengeluarannya tidak dicatat, yang dicatat hanya total saldo," ucap dia.
4. Hindari Menggunakan Fasilitas Kredit
Berbagai penyedia jasa menawarkan jasa kredit atau cicilan berkala yang dikenal dengan pay later. Meski menggiurkan, namun fasilitas ini bisa jadi malah membuat buntung karena mendorong perilaku konsumtif.
Teja menyebut jika Anda sudah harus menggunakan jasa pay later, itu merupakan pengingat bahwa Anda sudah melewati kemampuan finansial. Apalagi, jika kredit yang digunakan untuk pembelian yang tidak mendesak seperti belanja pakaian.
"Kalau uangnya tidak ada, jangan memaksa dengan pay later. Kadang begitu enggak bisa bayar tepat waktu, dikenakan bunga, jadi disesuaikan dengan uang yang ada," jelas Teja.
Sementara, Aidil menyebut boleh saja menggunakan jasa kredit dengan catatan bahwa barang yang dibeli bersifat produktif atau menunjang pekerjaan Anda, seperti laptop atau kamera untuk kerja.
Dia mencontohkan, jika Anda telah membidik laptop murah di marketplace namun belum memiliki uang yang memadai, bisa saja jasa pay later digunakan. Namun, pastikan Anda memiliki kemampuan untuk membayar tepat waktu dan kalkulasi bunga yang yang dibebankan.
5. Pastikan E-wallet Anda Terproteksi
Pembobolan saldo selalu menjadi bayang-bayang pengguna dompet digital. Saldo Anda bisa saja dikuras oleh peretas yang sayangnya hingga saat ini belum diregulasi pemerintah.
Oleh karena itu, Lusi menyarankan pengguna untuk senantiasa meningkatkan proteksi keamanan datanya. Pengguna harus berhati-hati dan tidak menggantungkan nasibnya kepada penyedia layanan.
Ada tiga saran yang diberikan Lusi. Pertama, lindungi piranti pribadi dengan kata sandi atau proteksi sejenisnya yang hanya dapat Anda akses.
Kedua, gunakan PIN atau sandi yang tidak mudah ditebak dengan menghindari menggunakan tanggal lahir atau angka berurutan. Sebaiknya gunakan kombinasi rumit seperti angka, huruf dengan kapitalisasi bervariasi, dan karakter khusus.
Terakhir, jangan pernah membagikan kata sandi atau kode verifikasi/OTP (One Time Password) yang dikirimkan ke piranti Anda kepada siapa pun.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.