Geger Bunuh Diri Efek Depresi Saham, Ini Tips Hindarinya
29 Maret 2021, 09:00:00 Dilihat: 602x

Jakarta - Berinvestasi saham saat ini menjadi pilihan banyak masyarakat. Sebab, dianggap bisa memberikan keuntungan besar saat membeli saham-saham yang sedang populer.
Namun, perlu diketahui bahwa pergerakan harga saham tidak bisa diprediksi, sehingga bisa naik dan turun secara signifikan dalam waktu dekat.
Saham juga tipikal high risk high return artinya bisa untung besar tapi juga potensi risiko tinggi. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak orang terlalu gegabah berinvestasi tanpa pengetahuan yang cukup sehingga ketika saham ambles, ada pula yang mengalami depresi.
Lalu apakah tips yang dipahami investor dan trader agar tidak depresi saat berinvestasi saham?
Financial Educator Manager PT Sucor Sekuritas Hendry Wijaya mengatakan, investor harus terlebih dahulu memahami risiko hingga melihat fundamental dari perusahaan yang akan diinvestasikan.
Ia menekankan untuk jangan membeli saham karena sentimen pasar. Misalnya saham di sektor farmasi yang sempat naik saat pandemi, saat ini mulai turun karena Covid-19 yang berkurang.
"Farmasi ini kan karena kondisi Covid-19, makin berkurang Covid-19 maka makin turun. Karena pada akhirnya berkurang penggunaan," ujarnya dalam program InvesTime, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya, seperti saat ini bank-bank digital juga naik terus sehingga banyak investor yang ingin membelinya. Hal ini perlu diperhatikan yakni mencermati prospek ke depannya dan melihat siapa investor yang akan masuk ke bank digital tersebut.
"Orang pikir saham-saham di bank digital bakal naik dan orang beli semuanya. Tapi teman-teman semakin besar euforia market maka akan semakin besar risikonya. Jadi kalau bank digital ke depan bergantung ekosistem dan siapa yang dukung bank-bank ini. Di berita belum pasti didukung grup mana dan ke depan gimana," kata dia.
Oleh karenanya, ia juga mengimbau agar para investor menentukan tujuan awal berinvestasi. "Jika ingin dalam jangka waktu panjang maka cari perusahaan yang sudah lama dan memiliki track record yang bagus."
Sedangkan jika ingin menjadi trader, maka harus belajar analisis teknikal dan memahami bahwa risiko menjadi trader bisa sangat besar dalam waktu cepat.
"Jadi persiapkan diri untuk risiko besar jika ingin trader. Jadi teman-teman kita perlu berhati-hati di market," tegasnya.
Menurut dia hal ini penting untuk diperhatikan, apalagi beberapa hari yang lalu ramai berita soal bunuh diri yang diduga akibat depresi investasi.
Senin pekan ini (22/3), seorang pria berinisial A (27) tewas setelah loncat dari salah satu apartemen di Setiabudi, Jakarta Selatan. Polisi masih menyebut korban punya masalah ekonomi karena diduga merugi investasi saham.
Kapolsek Setiabudi AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan Polsek Setiabudi mengetahui hal itu dari keluarga korban. Menurut keluarga, korban sering terdiam beberapa hari terakhir ini.
"Nggak ada (interaksi terakhir). Kalau dari pihak keluarganya menyatakan akhir-akhir ini sering diam, kemungkinan ada masalah keuangan karena korban main saham kayaknya. Cuman masih kita dalami motif bunuh dirinya. Tapi kemungkinan masalah keuangan," jelas Yogen di lokasi, Senin (22/3/2021), dikutip Detik.com.
Sumber : cnbcindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.