Mata-mata di Server Indonesia
19 Maret 2013, 09:03:04 Dilihat: 289x

Yahoo! News
Indonesia termasuk satu dari 25 negara yang menggunakan piranti lunak FinSpy untuk memata-matai. Laporan yang diterbitkan Citizen Lab, pusat penelitian Universitas Toronto untuk media digital dan keamanan global, itu merinci temuan dari dua peneliti keamanan di universitas di California dan Toronto, Morgan Marquis-Boire dan Bill Marczak.
Dalam laporan ini, 25 negara lain yang menjalankan software serupa adalah Australia, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Kanada, Republik Cek, Estonia, Ethiopia, Jerman, India, Jepang, Latvia, Malaysia, Meksiko, Mongolia, Belanda, Qatar, Serbia, Singapura, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Setidaknya laporan tersebut menyebut nama tiga provider di Indonesia. Berdasarkan IP address, server-server FinSpy dioperasikan di tiga provider tersebut. Bukan berarti ketiga provider ini terlibat, hanya FinSpy terhubung ke server-server yang menggunakan jaringan milik provider tersebut. Bahkan hanya Indonesia dan Amerika Serikat yang masuk dalam daftar merah negara dengan server terbanyak dengan software FinSpy.
A map of the countries that were identified by security researchers to be running FinSpy, an invasive spyware, …
“FinSpy” dijual oleh perusahaan Inggris bernama Gamma Group. Software ini 'menempel' pada email dan memiliki kemampuan untuk "mengambil gambar dari layar komputer, merekam percakapan Skype, menyalakan kamera dan mikrofon dan mencatat aktivitas keyboard," menurut laporan New York Times. Tanpa sadar pengguna bisa mengunduh software ini. FinSpy kemudian menghubungkan komputer milik perorangan ke sebuah server lokal -- dalam beberapa kejadian, server-server ini adalah milik pemerintah.
Pejabat Gamma Group mengatakan bahwa mereka menjual teknologi ini pada pemerintah untuk mengawasi aktivitas kriminal yang melibatkan "pedofil, teroris, kejahatan terorganisir, penculikan, serta perdagangan manusia."
"Temuan kami menyoroti adanya kesenjangan antara klaim Gamma dengan kenyataan bahwa FinSpy digunakan secara khusus untuk mengejar 'orang jahat' dan ada bukti yang semakin menumpuk bahwa alat ini sudah dan terus dipakai untuk melawan kelompok oposisi atau aktivis hak asasi manusia," tulis peneliti dalam laporan mereka.
Menurut para peneliti, FinSpy sepertinya tak hanya digunakan untuk pengawasan bermotif politik, tapi penggunaannya berbeda-beda di masing-masing negara. Meski begitu, peneliti laporan tersebut memperingatkan bahwa alat-alat ini biasanya digunakan di negara-negara di mana aktivitas politik serta kebebasan berpendapat adalah tindakan kriminal.
Misalnya di Ethiopia, link download FinSpy ada di foto-foto dalam email yang ditujukan bagi lawan-lawan politik pemerintahan, sementara di Turkmenistan, server yang mengoperasikan software ini dimiliki oleh serangkaian IP adress milik kementerian komunikasi negara tersebut.
Sementara di Vietnam, software ini ditemukan dalam sebuah ponsel Android yang mengirimkan SMS ke sebuah nomor Vietnam. Para peneliti menganggap ini adalah temuan mengerikan karena pemerintah Vietnam mengeluarkan undang-undang sensor yang melarang blogger untuk menentang Partai Komunis.
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.