Peluang Bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2012
28 Juli 2012, 08:53:00 Dilihat: 349x

Oleh Malik/Erly | Yahoo! Olahraga – Sel, 17 Jul 2012 18:44 WIB
Lihat Foto
ANTARA/Puspa Perwitasari
VISTA – Sesuai tradisi, cabang olah raga bulutangkis menargetkan membawa pulang medali emas dari ajang Olimpiade. Kali ini ajang Olimpiade London 2012 yang menjadi target.
Menurut peraih medali emas Olimpiade 1992 Susi Susanti, peluang terbesar Indonesia ada di ganda campuran.
“Sebenarnya peluang Indonesia besar pada Olimpiade kali ini. Tapi yang terbesar, ada di mix double,” ujarnya saat berbincang dengan Vista di Jakarta belum lama ini. Pasangan campuran yang dimaksud adalah Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad.
Kendati demikian tidak menafikan kemampuan pemain bulu tangkis Indonesia secara keseluruhan. Khususnya Simon Santoso, yang bermain di tunggal putra.
Dengan besarnya peluang ini, istri Alan Budikusuma itu menegaskan agar harapan rakyat Indonesia tidak menjadi beban bagi para atlet. Sedangkan negara dianggap sebagai lawan berat oleh Susi adalah Cina, Korea Selatan, Denmark dan India. “Tapi saya lihat semua negara siap, termasuk Eropa Timur,” imbuhnya.
Keyakinan Susi ini bukan tanpa alasan. “Kalau melihat dari pertandingan-pertandingan terakhir mereka, saya rasa tim indonesia sudah sangat siap menghadapi Olimpiade,” ujarnya.
Indonesia akan mengirimkan 9 atlet bulu tangkis yang sudah berlatih di kompleks pemusatan latihan Cipayung, Jakarta Timur. Apalagi, kata Tontowi yang dijagokan Susi porsi latihanya sudah ditambah dari biasanya dua jam sehari, menjadi 2,5 jam.
Tontowi merasakan lawan bakal berat bakal datang dari Cina, Denmark dan Korea Selatan. “Kita kan sudah biasa ketemu mereka, jadi sama-sama tahu kekurangan masing-masing. Jadi kita harus siap mental saja,” ujarnya.
Simon Santoso, pemain tunggal putra Indonesia, punya keyakinan sama dengan Tontowi. Hanya, untuk lawan terberat, dia menambahkan satu negara lagi, yaitu Malaysia. “Peluang tetap terbuka lebar,” tandas atlet yang sudah melakukan persiapan selama satu bulan usai pertandingan Indonesia Open itu.
Atlet tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat juga berpandangan serupa, bahwa Cina, Korea Selatan dan Malaysia merupakan lawan terberat. “Tapi kita harus yakin. Yang penting berusaha semaksimal mungkin demi tradisi emas dari cabang bulu tangkis. Dan saya harap cabang yang lain juga bisa memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Namun, Taufik yang sudah empat kali dikirim ikut Olimpiade merasakan ada yang berbeda pada pesta olah raga empat tahunan kali ini. “Kurang meriah,” akunya.
Dia merasakan jumlah atlet Indonesia yang ikut serta tidak sebanyak sebelumnya. Memang, jika pada Olimpiade Beijing (2008) Indonesia mengirimkan 24 atlet, kini hanya 21.
“Pengurusnya yang banyak,” lanjut.
Kendati demikian, Taufik menegaskan, sebenarnya dapat satu emas saja sudah cukup bagus. “Pokoknya yang penting Indonesia dapat emas,” tegasnya. “Terlepas dari cabang mana pun.”
Terkait dengan janji bonus bagi atlet berprestasi, seperti dalam bentuk dana dan peluang menjadi wirausahawan, Taufik enggan menanggapi. “Capek lah janji-janji. Ngapain, orang kita main buat sendiri saja. Nggak usah dengerin orang lain.”
Bagi dia sekarang, yang penting berusaha meraih prestasi. Karena itu, urusan janji yang diumbar siapa pun, dia tidak mau menggubris.
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2024 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.