Militer Israel dan faksi militan di Gaza sepakat melakukan gencatan senjata setelah empat hari baku tembak. Dalam konflik tersebut, sedikitnya 25 warga Gaza tewas, termasuk di antaranya anak-anak.
Dilansir Reuters, Selasa 13 Maret 2012, kesepakatan kedua kubu diperoleh berkat mediasi dari pemerintah Mesir. Menurut staf keamanan Mesir yang tidak disebutkan namanya, kedua kubu sepakat menghentikan operasi militer. Israel, tidak seperti biasanya, juga sepakat menghentikan pembunuhan.
Gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 1 dini hari, Selasa waktu setempat. Walaupun kedua kubu berhenti menembak, tapi baik Israel dan militan Palestina tetap dalam posisi siaga. Faksi Jihad Islam dan Komite Perlawanan Populer di Gaza mengatakan ingin melihat respon Israel dalam menanggapi gencatan senjata tersebut.
Perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Mesir dilakukan menyusul desakan dari Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa dan Liga Arab.
Baku tembak antara Israel dan militan Palestina terjadi sejak Jumat pekan lalu. Diberitakan ABC News, sedikitnya 190 roket dari Gaza berhasil mendarat di sekitar kota Ashdod, beberapa bahkan jatuh beberapa kilometer dekat Tel Aviv.
Korban tewas di kubu Palestina sebanyak 25 orang, salah satunya bocah berusia 13 tahun. Sedikitnya 45 warga Gaza terluka. Tidak ada korban tewas dari pihak Israel, hanya delapan orang yang terluka.
Baku tembak dipicu oleh serangan udara Israel ke lokasi yang diyakini markas militan di Gaza. Pemerintah Zionis beralasan, militan di Gaza tengah merencanakan penyerangan ke Israel melalui Mesir.
Aksi ini langsung dibalas tembakan roket ke wilayah Israel oleh para faksi militan di Gaza. Baku tembak pun tak terelakkan.
• VIVAnews