Teroris sayap kanan Norwegia, Anders Behring Breivik, mengungkap rencananya menghabisi nyawa Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Aksi ini direncanakan Breivik untuk mempromosikan paham anti Islamnya kepada dunia.
Menurut harian Norwegia Dagbladet, dikutip oleh The Telegraph, Minggu 1 April 2012, Breivik berencana meledakkan sebuah mobil berisi bom di Oslo City Hall, saat upacara penyerahan penghargaan Nobel pada Obama, 2009 silam.
Lelaki 33 tahun ini mengatakan kepada polisi, dia yakin rencananya itu akan gagal. Terlebih pada radius beberapa meter dari lokasi, polisi telah mensteril seluruh kendaraan yang lewat. Namun, ujarnya, aksi penyerangan itu sifatnya hanya simbolis.
Menurutnya, pengeboman itu akan diberitakan di seluruh dunia, sarana yang baik untuk mempromosikan pesan anti Islamnya. Tidak disebutkan mengapa akhirnya dia urung melakukan hal tersebut.
Rencana ini sama persis dengan pengeboman yang dilakukannya di depan kantor pemerintahan Juli tahun lalu. Saat itu, Breivik meledakkan sebuah mobil di depan kantor pemerintahan di Oslo.
Sesaat sebelum meledak, dia menuju pulau Utoya, tempat ratusan pemuda tengah berkemah. Mengenakan baju polisi, dengan santainya dia memberondong mereka dengan peluru.
Dilaporkan 77 orang tewas dalam aksi terorisme terparah di Norwegia tersebut. Breivik mengaku, pembunuhan itu perlu dilakukan untuk menyadarkan warga Norwegia akan invasi Islam yang tengah terjadi.
Pada penyelidikan awal, Breivik dinyatakan tidak waras dan harus dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Namun, dilakukan kembali pemeriksaan mental kedua yang dilakukan Januari lalu, dan hasilnya akan keluar 10 April mendatang.
Jika dia dinyatakan waras, maka dia akan diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pengadilan selanjutnya dijadwalkan dilakukan pada 16 April mendatang. (eh)
• VIVAnews