Korea Utara diyakini sedang mempersiapkan uji coba nuklir untuk kali ketiga. Menurut Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, 8 April 2012, uji coba itu akan berlangsung di bawah tanah.
Gambar satelit menunjukkan negara komunis itu tengah menggali terowongan baru di situs uji coba nuklir Punggye-ri yang terletak di barat laut Korut. Di tempat ini pula Korut pernah melakukan uji coba nuklir pertama pada 2006 dan kedua pada 2009. Persiapan itu diyakini telah mencapai tahap akhir.
"Korea Utara sedang mempersiapkan ruag bawah tanah untuk uji coba nuklir ketiganya di Punggye-ri di Privinsi Hamkyong, dimana dua uji coba nuklir pernah dilakukan di tempat ini," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dikutip Yonhap.
Gundukan tanah dan pasir terlihat di pintu masuk terowongan di situs Punggye-ri. Tanah itu diyakini sengaja dibawa ke tempat itu untuk menutup terowongan sebelum nuklir diledakkan.
Negeri yang dipimpin Kim Jong-un ini sebenarnya tengah disorot dunia. Sebab berencana meluncurkan roket Unha-3, antara 12 hingga 16 April ini. Peluncuran itu untuk memperingati 100 tahun kelahiran Kim Il-sung, pimpinan terdahulu mereka.
Sejumlah negara menentang rencana itu. Selain dinilai berbahaya, rencana itu dinilai sebagai ajang uji coba rudal jarak jauh yang dilarang oleh resolusi PBB. Namun, Korut beralasan peluncuran Unha-3 hanya untuk menempatkan satelit ke orbitnya.
Luncurkan Satelit
Sementara itu, laman BBC melansir, roket Korut itu telah ditempatkan di landasan peluncuran. Manajer stasiun peluncuran, Jang Myong-jim, mengatakan persiapan berjalan lancar dan pengisian bahan bakar segera dilakukan.
Ia menambahkan, sebuah satelit berbobot 100 kilogram akan dibawa roket itu. Satelit tersebut akan berfungsi mengirim gambar dan informasi yang akan digunakan untuk perkiraan sumber daya alam Korut.
Sebenarnya, pada Februari yang lalu Korut sendiri telah berjanji menghentikan operasi pengayaan uranium di Yongbyon. Sebagai kompensasinya, Korut mendapat 240.000 ton paket bantuan pangan dari AS. Dengan rencana peluncuraan roket itu, AS mengancam akan menghentikan paket bantuan itu.
• VIVAnews