Juru runding perdamaian antara pemerintah Afganistan dengan kelompok Taliban tewas ditembak orang tidak dikenal pada Minggu waktu setempat.
Dia adalah orang kedua di Dewan Perdamaian Tinggi Afganistan yang tewas dibunuh.
Menurut laporan saksi mata kepada BBC, Maulvi Arsala Rahmani, 68, tewas dalam sekali tembak dalam mobilnya di tengah perjalanan bertemu anggota parlemen Afganistan di Kabul. Pelaku yang mengendarai Toyota Corolla diduga menggunakan peredam di pistolnya, sehingga tidak terdengar siapa pun.
"Rahmani ditembak sekali di jantungnya dan mati seketika. Keponakannya, yang menjadi sopirnya, bahkan tidak sadar Rahmani tertembak," kata kepala polisi Kabul, Jenderal Ayub Salangi.
Pemerintahan Afganistan, Amerika Serikat dan tentara gabungan NATO di negara tersebut mengutuk pembunuhan Rahmani. Menurut pemerintahan Hamid Karzai, kematian lelaki berjenggot hitam ini merupakan pukulan telak pada upaya perdamaian Afganistan-Taliban.
"Pembunuhan Rahmani adalah kehilangan besar bagi Afganistan, tapi itu tidak akan mengganggu upaya kami mewujudkan perdamaian," kata juru bicara Presiden Karzai, Aimal Faizi, dikutip Reuters.
Kelompok Taliban membantah terlibat dalam pembunuhan Rahmani. Mereka mengatakan bahwa kelompok militan lain yang melakukan hal tersebut. "Kami tidak yakin pembunuhan Rahmani mengganggu proses perdamaian, karena memang upaya damai belum mencapai apa-apa," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Rahmani adalah bekas anggota Taliban yang membelot dan bergabung dengan pemerintah Afganistan. Hubungan dekatnya dengan para petinggi Taliban membuat Rahmani memiliki posisi penting di Dewan Perdamaian yang beranggotakan 70 orang itu.
Mantan menteri pendidikan di era Taliban ini sering mendapatkan ancaman pembunuhan, namun biasanya tidak terbukti. Rahmani adalah petinggi kedua di Dewan Perdamaian Tinggi yang dibunuh. Sebelumnya, pemimpin dewan ini, Burhanuddin Rabbani, telah lebih dulu tewas akibat bom bunuh diri September tahun lalu. (umi)
Vivanews.com