Fajar Nugraha
Rabu, 25 Juli 2012 21:03 wib
Kondisi Suriah terus dipenuhi peperangan (Foto: AFP)
MOSKOW - Rusia mengecam sikap Amerika Serikat (AS) yang mendukung pihak oposisi di saat mereka melakukan perlawanan terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Menurut Rusia, sikap AS ini adalah dukungan terhadap teror.
Sikap Amerika yang tidak mengecam pengeboman pada 18 Juli lalu dianggap sebagai sikap yang melakukan justifikasi terhadap teror. Padahal serangan bom itu menewaskan seorang pejabat tinggi Suriah.
"Ini benar-benar buruk. Saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, seperti dikutip AFP, Rabu (25/7/2012).
"AS jelas mendukung teror. Ini sama sekali tidak bisa dimengerti," imbuhnya.
Lavrov yang selama ini dikenal tegas mengenai Suriah, mengecam sikap dunia yang menuntut Rusia untuk menentukan posisinya tentang Suriah. Menurutnya, selama ini sikap Rusia amat jelas. Justru dunia Barat lah yang menunjukkan sikap kontradiktif.
Di saat bersamaan, Lavrov turut mengeluarkan kritik kepada Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Susan Rice. Pekan lalu, Rice mengatakan bahwa serangan 18 Juli lalu mengartikan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) harus menyetujui resolusi sanksi baru terhadap Rusia. Namun, meskipun AS mengajukan resolusi itu, pada akhirnya batal diterapkan karena Rusia dan China menjatuhkan veto.
"Dengan kata lain, dalam pandangan Rusia, berarti AS akan terus mendukung aksi teroris selama DK PBB tidak menyetujui apa yang mereka ingikan," tutur Lavrov.
Rusia terus menerus menepis tuduhan bahwa mereka mendukung rezim Bashar al-Assad. Barat bahkan mengklaim Rusia melakukan pendekatan langsung dengan Assad, di saat mereka mengambil keputusan untuk mendukung pihak oposisi.(faj)