Khairisa Ferida
Jum'at, 27 Juli 2012 07:44 wib
Kekerasan di Suriah (Foto: Trust)
TEHERAN - Iran mengumumkan dukungan atas rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad tidak akan berubah kendati desakan internasional agar Assad mundur semakin menguat. Pernyataan ini muncul menyusul merebaknya kabar yang menyebutkan Iran menghadapi perpecahan internal dalam menyikap krisis Suriah.
"Tidak ada perubahan dalam sikap rakyat Iran atas Suriah dan kami akan selalu mendukung mereka," ujar Wakil Presiden Pertama Iran Muhammad Reza Rahimi seperti dilansir Reuters, Jumat (27/7/2012).
Dukungan yang sama juga kembali ditegaskan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran Saeed Jalili. "Teheran akan mendukung Damaskus jauh lebih kuat dari sebelumnya dalam menghadapi tekanan asing," tegas Jalili.
Sikap Iran dalam menyikapi krisis Suriah dinilai konsisten sejak awal bahkan ketika negara-negara di Timur Tengah lainnya memiliki kebijakan berbeda.
Wakil Presiden Iran yang bertanggung jawab atas urusan internasional Ali Saeedlou bahkan menggambarkan Iran dan Suriah adalah dua negara kuat yang dapat mempengaruhi stabilitas regional dan global.
"Teheran siap berbagi pengalaman dan kemampuan bagi teman dan saudara kami di Suriah," ujar Saeedlou dalam pertemuannya dengan Wakil Perdana Menteri Suriah Omar Ghalawanji di Teheran.
Namun Saeedlou tidak merinci apa yang disebutnya dengan berbagi pengalaman dan kemampuan dengan Suriah. Dukungan konkret Iran untuk rezim Suriah sendiri dapat dilihat melalui kesepakatan yang tercapai dalam pertemuan antar delegasi kedua negara yakni, Iran bersedia mengimpor listrik ke Suriah melalui Irak.
Sementara itu di Aleppo, Suriah pertempuran mematikan terus terjadi antara pihak pemberontak dan pasukan pemerintah. Kedua pihak pun kabarnya melakukan konfrontasi langsung dimana media pendukung rezim Suriah menyebut hal ini sebagai puncak pertempuran keduanya.
"Pasukan Suriah telah tiba di Aleppo. Kami berharap dapat melakukan serangan besar setiap saat khususnya di daerah selatan dan dari timur ke barat," ujar Juru bicara pemberontak Suriah Kolonel Abdel Jabbar al Okaidi.
Okaidi menambahkan saat ini sekira 100 kendaraan lapis baja dan sejumlah kendaraan militer lainnya telah tiba di Aleppo.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan berdasarkan laporan yang dapat dipercaya kekerasan mematikan yang terjadi di Aleppo yang disertai dengan serangan udara oleh pasukan Suriah menunjukkan peningkatan eskalasi konflik yang serius.
"Kekhawatiran kami adalah pembantaian yang terjadi di Aleppo. Kami turut berduka atas apa yang dialami warga Aleppo. Sekali lagi kami tegaskan tindakan ini adalah upaya putus asa dari rezim Suriah demi mempertahankan kontrol mereka," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, pertempuran yang terus menerus terjadi telah membuat pemberontak menguasai banyak wilayah. Menurutnya hal ini merupakan awal yang cukup baik bagi pihak oposisi.
"Wilayah semakin banyak yang dikuasai. Pada akhirnya ini akan membuat sejumlah tempat menjadi zona aman yang kemudian akan memberikan dasar untuk mengambil langkah lebih lanjut bagi oposisi," tutur Clinton.
Pernyataan keras muncul dari Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan. PM Turki ini mengatakan, negaranya tidak akan membiarkan pasukan Suriah menimbulkan ancaman di bagian utara negara itu dimana di wilayah yang sama juga diduga kuat berdiam kelompok militan Kurdi.
"Kami tidak akan mengizinkan teroris mendirikan kamp-kamp di bagian utara Suriah dan mengancam Turki. Jika diperlukan maka kami akan mengambil tindakan atas hal tersebut," tegas PM Erdogan.
Tidak hanya Turki namun Israel juga telah meningkatkan kewaspadaannya akan dampak dari krisis Suriah. Negeri Yahudi itu kabarnya telah meningkatkan penjagaan keamanan di Dataran Tinggi Golan yang menjadi perbatasan kedua negara. Pasukan Israel yang bertugas di kawasan ini dilaporkan berada dalam kondisi paling siaga.
Salah seorang sumber dari pemerintah Israel bahkan menyebutkan, tentara Israel dalam jumlah besar telah dipindahkan ke kawasan Dataran Tinggi Golan. Mereka disiagakan jika kondisi di kawasan tersebut memburuk.(rhs)