Khairisa Ferida
Kamis, 02 Agustus 2012 05:31 wib
Marty Natalegawa
JAKARTA - Upaya dunia untuk mencari akhir dari krisis Suriah belum usai mengingat korban jiwa terus berjatuhan akibat kekerasan mematikan selama 17 bulan terakhir. Organisasi Kerjasama Muslim (OKI) pun mengambil inisiatif untuk turut serta menjadi bagian dari upaya mencari solusi demi mengakhiri krisis Suriah.
Sebagai langkah konkret OKI akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus untuk membahas krisis Suriah. KTT OKI yang dijadwalkan berlangsung di Mekkah, Arab Saudi ini kabarnya akan mengusung sejumlah agenda.
"Dalam KTT OKI di Mekkah yang akan berlangsung pekan depan konon akan sejumlah agenda yakni pembekuan keanggotaan Suriah di OKI dan juga kemungkinan penanganan krisis Suriah ditingkatkan berdasarkan Bab 7 PBBB yang sifatnya mengikat," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M. Natalegawa di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Jakarta kemarin.
Menurut Marty, selama ini Indonesia selalu mempertimbangkan aspek kemanusiaan dalam menyikapi krisis Suriah. Hal ini ditunjukkan dengan pengiriman sejumlah tim pemantau ke negara tersebut.
"Namun hal ini tidak efektif karena perang saudara di Suriah terus meningkat," tegas Marty.
"Jadi saat ini kita perlu mengambil langkah konkret dimana masyarakat internasional harus bersatu untuk menciptakan perdamaian termasuk melalui penggunaan kekuatan. Namun bukan kekuatan untuk menggulingkan rezim atau mengubah pemerintahan melainkan untuk bersama memastikan bahwa masyarakat sipil yang tidak berdosa terlindungi," beber Marty.
Hingga saat ini kekerasan mematikan terus terjadi di Suriah. Laporan terakhir menyebutkan pertempuran antara pihak oposisi dan pasukan pemerintah masih terjadi di Kota Aleppo yang merupakan kota kedua terbesar setelah Damaskus. Pemerintah Suriah mengklaim pihaknya berhasil merebut Aleppo dari oposisi. Namun hal ini langsung dibantah oposisi yang mengatakan, pihaknya masih terus bertahan di Aleppo.
Sementara itu dalam pernyataan tertulisnya Presiden Suriah Bashar al-Assad menegaskan pertempuran adalah jalan menentukan nasib bagi Suriah. Ini adalah untuk pertama kalinya, Presiden Assad mengeluarkan pernyataan publik setelah dua pekan terakhir ia tidak mengeluarkan pernyataan apapun.
"Nasib rakyat kita, bangsa kita, masa lalu, saat ini dan masa depan tergantung pada pertempuran ini," ujar Assad.(rhs)