Aulia Akbar
Kamis, 13 September 2012 07:28 wib
Foto : Pria bersenjata menyerang Konsulat AS (AFP)
WASHINGTON - Film kontroversial yang memicu serangan di kantor misi diplomatik Amerika Serikat (AS) di Mesir dan Libya disutradarai oleh warga Israel keturunan AS, Sam Bacile. Pemilik bisnis properti itu di California itu dikabarkan mendapat donasi untuk membuat film itu.
Dalam film berjudul "Innocence of Muslims," muncul hinaan terhadap Islam dan juga Nabi Muhammad. Sutradara dan produser berusia 52 tahun itu juga menyebut Islam sebagai agama yang penuh akan kebencian.
Bacile mengaku, dirinya mendapatkan donasi dari 100 orang Yahudi, namun Bacile tidak menyebutkan nama-nama dari donatur itu. Menurutnya, film itu merupakan film politik yang sama sekali tidak mengandung unsur agama.
"Ini diproduksi oleh Amerika, dan tidak ditujukan untuk menghina Muslim. Film ini menunjukkan ideologi Islam dan kehidupan Muhammad," ujar Bacile, seperti dikutip AFP, Kamis (13/9/2012).
Film yang digarap Bacile mendapat kecaman keras dari sejumlah pemuka agama, termasuk Mufti Ali Gomaa di Mesir. Setelah film itu muncul, warga Mesir pun menggelar demonstrasi massal di Kedubes AS dan merobek bendera AS. Demonstran mengecam AS, lantaran film kontroversial itu digarap di Negeri Paman Sam. Serangan di kantor misi diplomatik AS itu juga terjadi bertepatan pada Peringatan Tragedi 9/11.
Insiden serupa pun terjadi di kantor Konsulat AS di Kota Benghazi, Libya, meski demikian muncul baku tembak dalam peristiwa itu. Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens serta beberapa orang staf kedutaan tewas. Presiden Libya Mohammed al-Megaryef mengutarakan permintaan maafnya atas serangan itu dan turut mengecam militan bersenjata yang menyerang kantor perwakilan AS.
Usai perisitiwa itu terjadi, Libya melaporkan bahwa, Kedubes AS sudah mengirimkan pesawat militer untuk membawa jasad dubes itu dari Tripoli ke Negeri Paman Sam. Sementara itu, AS mengatakan bahwa serangan di Benghazi merupakan serangan yang sudah direncanakan sebelumnya. AS menuduh salah satu kelompok militan di Libya sebagai pelaku serangan itu.(AUL)