Fajar Nugraha - Okezone
Bocah korban senjata kimia (Foto: AP)
DAMASKUS - Rencana serangan yang akan dilakukan oleh negara Barat terhadap Suriah, ditanggapi dingin oleh negara tersebut. Mereka mengaku siap memberikan respons bila datang serangan dari pihak asing.
Sebelumnya, rencana serangan ini mencuat setelah adanya dugaan penggunaan senjata kimia oleh pasukan Pemerintah Suriah terhadap pihak oposisi, yang justru membuat korban jatuh dari warga sipil. Serangan senjata kimia itu terjadi pada 14 Agustus 2013 lalu dan hingga kini diperkirakan menewaskan 1.700 warga.
Mengenai ancaman intervensi asing, Suriah pun tak bergeming. Deputi Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menegaskan pihaknya akan memberikan perlawanan.
"Kami akan merespons serangan apapun yang dilakukan oleh pihak asing. Sekali Amerika Serikat (AS) mempersiapkan aksinya, mereka akan membunuh lebih banyak warga sipil tak berdosa," ujar Mekdad, seperti dikutip SANA, Selasa (27/8/2013).
Namun AS melalui Menteri Pertahanan Chuck Hagel mengaku pihaknya sedang tidak berperang di Suriah. Menurut Hagel, pihaknya akan mencari fakta mengenai penggunaan senjata kimia.
Menurut Hagel bila tindakan memang diperlukan, maka tindakan itu akan sesuai dengan aturan komunitas internasional. Baginya jelas, akan ada justifikasi hukum mengenai tindakan tersebut.
Rencana serangan terhadap Suriah ini tidak lepas dari tuduhan penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil. Namun Serangan juga terjadi di saat tim inspeksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan investigasi perang di negara konflik itu.
Namun, Pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad menegaskan pihaknya tidak menggunakan senjata kimia itu. Mereka justru menuduh pihak oposisi Suriah lah yang menggunakan senjata kimia.
(faj)