WNI di Rusia Belum Dipastikan Bisa Ikut Imunisasi Corona
17 Agustus 2020, 09:00:03 Dilihat: 357x
Jakarta -- Pemerintah Rusia dilaporkan akan memulai proses imunisasi virus corona (Covid-19) menggunakan vaksin Sputnik V kepada masyarakat umum mulai Januari 2021, tetapi warga Indonesia yang bermukim di negara itu belum dipastikan bisa menjadi peserta.
Menurut Wakil Duta Besar Republik Indonesia di Moskow, Azis Nurwahyudi, proses imunisasi vaksin Sputnik V saat ini belum dilakukan untuk masyarakat luas.
"Pada bulan September nanti baru akan disuntikkan untuk frontliner di bidang medis dan tenaga pengajar. Rencananya Pemerintah Rusia akan memberikan vaksin untuk publik pada awal Januari 2021," kata Azis kepada CNNIndonesia.com melalui pesan WhatsApp, Kamis (13/8).
Menurut Azis, peluncuran vaksin Sputnik V mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Akan tetapi, dia belum mendapatkan informasi apakah nantinya para warga asing, termasuk WNI, yang bermukim di Rusia bisa menjadi peserta imunisasi Covid-19 itu.
"Belum disebutkan dengan jelas, publik ini nanti ada kategorinya lagi atau semua orang bisa dapat vaksin ini. Jadi, WNI di Rusia sekarang belum ada yang bisa menggunakan," ujar Azis.
Azis menyatakan saat ini sudah tidak ada lagi WNI di Rusia yang terinfeksi Covid-19. Menurut dia, sejumlah WNI yang sempat tertular saat ini sudah dinyatakan sembuh dan kembali beraktivitas.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa penggunaan vaksin virus corona Sputnik V telah disetujui pada 11 Agustus.
Di sisi lain Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum bisa memberi jaminan keamanan bagi vaksin Sputnik V yang diproduksi oleh Rusia, karena menurut mereka masih harus melewati tahap prakualifikasi.
Menurut standar dunia, uji klinis tahap tiga sebuah vaksin harus melibatkan sekitar 10 ribu orang dan memakan waktu berbulan-bulan. Tahap itu juga dinilai menjadi satu-satunya proses eksperimen untuk menguji apakah vaksin itu aman dan manjur.
Rusia menyatakan akan segera memproduksi massal vaksin Covid-19 itu dan menghasilkan beberapa juta dosis per bulan pada tahun depan.
Sumber : cnnindonesia.com