Pembunuh Abe Rencanakan Serang Gereja Unifikasi sejak 20 Tahun Lalu
15 Juli 2022, 20:16:55 Dilihat: 314x
Jakarta, Universitas Narotama -- Tetsuya Yamagami, pembunuh mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe, mengakui bahwa ia sudah berencana menyerang Gereja Unifikasi selama sekitar 20 tahun.
Informasi ini terungkap dalam penyelidikan setelah Yamagami membunuh Abe pekan lalu karena menganggap sang mantan PM memiliki hubungan dengan Gereja Unifikasi.
Menurut seorang sumber penyelidik, dalam proses investigasi Yamagami mengaku "ingin merusak organisasi keagamaan" yang dia benci.
Sebagaimana diberitakan The Japan Times,Yamagami dikabarkan mulai memendam dendam atas Gereja Unifikasi pada 2002, karena ibunya memberikan donasi begitu besar hingga keluarganya bangkrut.
Sejak saat itu, Yamagami sudah beberapa kali mencoba menyerang pejabat senior Gereja Unifikasi. Yamagami mengaku sempat mengunjungi sebuah fasilitas Gereja Unifikasi dengan membawa pisau saat keluarganya bangkrut.
Tiga tahun lalu, Yamagami juga sempat berencana menyerang pemimpin gereja yang berasal dari Korea Selatan itu dengan bom. Saat itu, pemimpin pusat Gereja Unifikasi itu sedang mengunjungi Jepang pada Oktober 2019.
Ia sebenarnya sudah datang ke acara tempat pemimpin gereja itu berbicara di Tokoname. Kala itu, sekitar 40 ribu orang berkumpul di lokasi acara.
"Saya datang ke aula di Prefektur Aichi dengan bom, berharap bisa menyerang [pemimpinnya]," kata Yamagami kepada penyelidik.
Terus gagal menyerang pemimpin Gereja Unifikasi, Yamagami mulai mencari jalan lain. Ia mulai menyadari bahwa Gereja Unifikasi memiliki hubungan dengan mantan Perdana Menteri Nobusuke Kishi, yang merupakan kakek Abe.
Yamagami kemudian termotivasi untuk membunuh Abe setelah menonton pesan video yang diberikan sang mantan PM ke afiliasi Gereja Unifikasi.
Ketika ditanya mengenai alasannya mengganti target dan membunuh Abe, Yamagami menjawab, "Akibat pandemi Covid-19, para pemimpin Gereja Unifikasi tidak datang ke Jepang, dan saya tidak bisa pergi ke Korea Selatan."
Yamagami mengaku kepada polisi bahwa ia mulai membuat senjata pada musim semi tahun lalu, setelah mencari cara pembuatan pistol, peluru, dan bubuk senjata di dunia maya. Ia juga mengaku sempat mempertimbangkan membuat bom.
Setelah berbagai persiapan, setidaknya satu senjata siap digunakan pada musim semi tahun ini. Yamagami akhirnya menjalankan aksinya pada pekan lalu, menewaskan salah satu politikus terpenting di Jepang.