Induk TikTok Diinterogasi FBI usai Mata-matai Wartawan
17 Maret 2023, 13:21:19 Dilihat: 280x

Jakarta, Universitas Narotama -- Biro Investigasi Federal FBI dan Departemen Kehakiman (DOJ) AS menyelidiki peristiwa yang menyebabkan perusahaan induk TikTok di China, ByteDance, menggunakan aplikasi tersebut untuk mengawasi jurnalis Amerika.

Menurut sebuah sumber, dikutip dari Forbes, Divisi Kriminal DOJ, Bagian Penipuan, dan Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Timur Virginia, telah meminta informasi dari ByteDance mengenai upaya karyawannya untuk mengakses informasi lokasi jurnalis AS atau data pengguna pribadi lainnya menggunakan aplikasi TikTok.

Dua sumber lainnya mengungkap FBI juga sudah melakukan wawancara terkait pengawasan tersebut.

Penggunaan aplikasi oleh ByteDance untuk mengawasi warga AS pertama kali dilaporkan oleh Forbes pada Oktober 2022 dan dikonfirmasi oleh penyelidikan internal perusahaan pada Desember.

Juru bicara ByteDance Jennifer Banks berdalih kasus ini merupakan "tindakan individu".

"Kami mengutuk keras tindakan individu yang diketahui terlibat, dan mereka tidak lagi dipekerjakan di ByteDance. Penyelidikan internal kami masih berlangsung, dan kami akan bekerja sama dengan penyelidikan resmi apa pun saat dibawa ke kami," kata dia.

TikTok sendiri tidak menanggapi permintaan komentar kasus ini.

Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Timur Virginia dan DOJ tidak segera menanggapi permintaan komentar. Senada, FBI juga menolak berkomentar soal penyelidikan kasus itu.

Ini adalah laporan pertama dari pemerintah federal yang menyelidiki praktik pengawasan ByteDance. Tidak jelas apakah pemanggilan oleh DOJ juga terkait dengan wawancara FBI atau tidak.

DOJ dan FBI merupakan bagian dari Komite antarlembaga untuk Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS). Pekan ini, komisi tersebut menuntut ByteDance melepaskan diri dari TikTok. Jika tidak, aplikasi ini akan dilarang secara nasional.

Selama beberapa tahun terakhir, CFIUS berusaha untuk menegosiasikan kontrak keamanan nasional dengan TikTok.

Hal itu bertujuan untuk mengurangi kekhawatiran bahwa TikTok dapat digunakan oleh pemerintah China untuk mengakses informasi pribadi yang berharga tentang warga AS atau memanipulasi wacana AS.

Hubungan dengan pemerintah

Laporan dari BuzzFeed News dan Forbes menunjukkan bahwa ada sedikit pemisahan fungsional antara TikTok dan ByteDance. Laporan September 2022 dari Forbes mengungkapkan bahwa para pemimpin TikTok sering kali diharapkan mengikuti arahan dari para eksekutif di ByteDance.

Pada Juli 2022, BuzzFeed News juga melaporkan bahwa ByteDance mendorong perpesanan pro-China ke pengguna AS dari aplikasi lain, yang sekarang sudah tidak berfungsi.

Pada Desember 2022, Forbes menemukan bahwa media pemerintah China menggunakan akun TikTok (yang pada saat itu tidak mengandung label yang mengungkapkan bahwa akun tersebut dijalankan oleh media pemerintah) untuk menyerang politikus tertentu sebelum pemilihan paruh waktu.

Pada pekan yang sama, Direktur FBI Christopher Wray menyatakan keprihatinannya bahwa pemerintah China mungkin menggunakan TikTok untuk operasi pengaruh.

 

Sumber = cnnindonesia.com/teknologi

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2024 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.