Apa Penyebab Bentrokan Etnis di Maripur India hingga 54 Orang Tewas?
08 Mei 2023, 11:20:08 Dilihat: 3763x
Jakarta, Universitas Narotama -- Bentrokan antar-etnis di negara bagian Manipur, India, telah menewaskan 54 orang dan setidaknya 260 orang terluka.
Bentrokan terbaru juga kembali pecah pada Jumat pekan lalu meski pihak berwenang telah mengerahkan ribuan tentara ke Manipur. Situasi bahkan makin kacau setelah polisi mewanti-wanti warga bahwa sejumlah pelaku kerusuhan mencuri senjata dan amunisi dari pos polisi.
Pemerintah bahkan sempat memblokir internet di daerah itu dengan harapan bisa meredam kerusuhan dam menghentikan mobilisasi massa bentrokan. Kerusuhan ini pun telah membuat lebih dari 23 ribu warga mengungsi.
Siapa yang bertikai?
Bentrokan terjadi antara suku Meitei, etnis terbesar di Manipur, dan beberapa etnis minoritas lain di negara bagian itu seperti Naga, Kuki, dan Mizo.
Suku Meitei terdiri dari mayoritas umat Hindu. Sementara itu, suku Naga dan Kuki terdiri dari umat Kristen.
Penyebab bentrokan bermula ketika suku Meitei berambisi mendapatkan status "Suku Terjadwal" atau Scheduled Tribe di daerah itu, sebuah langkah yang ditentang suku lainnya di Manipur.
Bentrokan pertama kali meletus di distrik negara bagian Churachandpur yang didominasi Kuki, di mana anggota suku Kuki memprotes tuntutan komunitas Meitei untuk ditetapkan sebagai "Suku Terjadwal".
Dengan status "Suku Terjadwal", sekelompok etnis biasanya bakal mendapatkan sejumlah pekerjaan mapan di pemerintahan, slot penerimaan perguruan tinggi, hingga kursi perwakilan dari tingkat dewan desa hingga parlemen.
Privilese itu diberikan pemerintah sebagai bentuk upaya afirmatif untuk mengatasi ketidaksetaraan dan diskriminasi struktural historis.
Bulan lalu, Pengadilan Tinggi Manipur meminta pemerintah mempertimbangkan permohonan masyarakat Meitei soal "Suku Terjadwal" dan memutuskannya.
Sementara itu, suku Naga dan Kuki juga telah lebih dulu mendapatkan status "Suku Terjadwal". Status itu selama ini memberikan mereka hak memiliki tanah di perbukitan dan hutan. Dua suku ini pun mayoritas tinggal di perbukitan.
Status "Suku Terjadwal" menjadikan sebuah kelompok diakui secara konstitusional. Status resmi ini memberikan perlindungan tertentu kepada suku dan komunitas yang mendapatkannya.
"Ini adalah tindakan afirmatif untuk memastikan komunitas terpinggirkan terwakili dan memberi mereka reservasi dan kuota di lembaga pendidikan dan pekerjaan pemerintah," kata Arunabh Saikia, seorang jurnalis yang meliput wilayah tersebut seperti dikutip Reuters.
"Masyarakat Meitei mengklaim bahwa mereka terpinggirkan dibandingkan dengan komunitas arus utama lainnya," katanya.
Scheduled Tribe adalah salah satu kelompok yang paling rendah secara sosial-ekonomi di India. Kelompok ini secara historis tak diberikan akses pada pendidikan dan kesempatan kerja.
Bila Meitei ditetapkan sebagai Scheduled Tribe, kelompok suku lain khawatir tidak punya kesempatan adil untuk mendapatkan pekerjaan dan keuntungan lainnya.
Sementara itu, Manipur adalah wilayah terpencil di timur laut India. Kerusuhan antara kelompok etnis dan separatis di wilayah itu kerap terjadi selama puluhan tahun.
Sedikitnya 50.000 orang tewas akibat kekerasan dan bentrokan sejak pemberontakan pertama pecah di Manipur pada awal 1950-an.
Selama bertahun-tahun konflik ini telah berkurang, dengan banyak kelompok mencapai kesepakatan dengan New Delhi untuk mendapatkan lebih banyak kekuasaan.