Daftar Saham Cuan Pekan Ini, Bank Hingga Tambang Bisa Jadi Pilihan
02 September 2024, 13:40:44 Dilihat: 149x
Jakarta, -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 43,12 poin atau 0,57 persen ke level 7.670 pada perdagangan Jumat (30/8) lalu.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp26,24 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,23 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat tiga kali, sementara dua hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks menguat 1,68 persen.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat mayoritas data perdagangan bursa ditutup menguat sepanjang periode 26-30 Agustus 2024 kemarin.
PH Sekretaris Perusahaan BEI Valentina Simon menuturkan peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa, yakni sebesar 86,73 persen dari Rp19,20 triliun menjadi Rp35,86 triliun.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turut meningkat 10,64 persen dari 1,08 juta menjadi sebanyak 1,2 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar Bursa juga menguat 2,62 persen dari Rp12.779 triliun menjadi Rp13.114 triliun.
"Kemudian, peningkatan turut dialami oleh IHSG selama sepekan sebesar 1,68 persen menjadi berada pada level 7.670,733 dari 7.544,298 pada pekan lalu," kata Valentina melalui keterangan resmi.
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 1,41 persen dari 19,67 miliar menjadi 19,40 miliar lembar saham.
Head of Customer Literation & Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memproyeksi IHSG menguat pada pekan ini. Menurutnya indeks saham bakal bergerak di rentang support 7.550 dan resistance 7.800.
Ia menuturkan secara teknikal, indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan tren penguatan. Kendati, Oktavianus juga mengatakan indeks saham bakal diwarnai sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri.
Dari dalam negeri, ia menyebut investor bakal menanti rilis data inflasi Agustus yang bakal diumumkan pekan ini. Oktavianus sendiri memproyeksi inflasi Agustus berada di posisi 2,12 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi Juli yang sebesar 2,13 persen.
"Kami perkirakan pasar akan cenderung merespons moderat hal ini karena masih bergerak dalam rentang target Bank Indonesia (BI)," ucap Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (31/8).
Selain itu, investor juga bakal menanti rilis data PMI manufaktur Indonesia Agustus. Oktavianus memproyeksi indeks yang menggambarkan tren yang berlangsung di sektor manufaktur itu terkontraksi ke level 49.
Ia menilai hal tersebut akan menjadi sentimen negatif seiring bukti ketidakstabilan industri dalam negeri.
Sementara untuk sentimen dari luar negeri, investor akan menanti rilis data manufaktur China periode Agustus 2024. Oktavianus memperkirakan data manufaktur Negeri Tirai Bambu terkontraksi.
Dengan kata lain, hal itu akan membebani ketidakpastian ekonomi global dan bisa berdampak kepada Indonesia seiring aktivitas yang melambat. Oktavianus juga menuturkan investor akan wait and see rilis data pengangguran AS periode Agustus 2024 yang diperkirakan tetap pada level 4,3 persen.
Menurutnya, jika data masih tetap atau bahkan di atas ekspektasi pasar akan menjadi sentimen positif untuk pasar.
"Ini akan semakin mendorong The Fed (bank sentral AS) untuk mulai memangkas suku bunga pada bulan September 2024 ini," imbuh Oktavianus.
Dengan sentimen di atas, ia pun mengingatkan investor untuk tetap memanfaatkan peluang kenaikan pekan depan.
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi.
Pertama, saham PT Vale Indonesia Tbk atau INCO yang ditutup menguat 3,23 persen ke posisi 3.840 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi emiten multitambang itu dapat menyentuh level 3.960 pada pekan ini.
Kedua, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BBRI yang menguat 0,49 persen ke posisi 5.150 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BBRI dapat menyentuh posisi 5.300 pekan ini.
Ketiga, Oktavianus merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia Tbk atau TLKM yang ditutup menguat 0,99 persen ke posisi 3.060 pekan lalu. Ia memproyeksi TLKM dapat menyentuh posisi 3.220 pekan ini.
Setali tiga uang, Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda memproyeksi IHSG menguat pekan ini. Ia memprediksi indeks saham bergerak di rentang support 7.450 dan resistance 7.900 pekan ini.
Ia menuturkan sentimen penguatan rupiah terhadap dolar AS dapat menjadi salah satu motor penggerak IHSG.
"Penguatan rupiah terhadap dolar AS dan net buy investor asing ke bursa saham menjadi katalis positif yang mendukung kenaikan indeks," tutur Hary.
Sama seperti Oktavianus, Hary juga mengatakan makin kuatnya sinyal The Fed menurunkan suku bunga, menjadi sentimen positif untuk IHSG.
Hal itu juga bisa memberikan juga ruang bagi BI untuk menyesuaikan suku bunga dan mendorong ekonomi Indonesia yang mulai lesu belakangan ini. Dengan sentimen di atas, Hary menyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham bluechip dan perbankan besar yang merupakan penggerak IHSG.
Ia lantas merekomendasikan sejumlah saham yang bisa diperhatikan. Saham itu seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk atau TPIA yang menguat 6,12 persen ke posisi 9.975 pekan lalu. Hary memproyeksi TPIA bisa menguat ke posisi 11.225 pekan ini.
Seperti Oktavianus, Hari juga merekomendasikan saham TLKM. Kendati, ia menargetkan saham perusahaan pelat merah itu bisa menyentuh posisi 3.270 pekan ini.
Lalu, Hary merekomendasikan saham BBRI. Saham tersebut diproyeksi dapat menyentuh level 6.000 pekan ini.
Terakhir, Hary merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII) yang menguat 0,49 persen ke posisi 5.100 pekan lalu. Untuk pekan ini, Hary memproyeksi ASII dapat menyentuh posisi 5.400.