Mengintip Potensi Ekonomi Kratom Indonesia yang Ekspor Dibuka Zulhas
12 September 2024, 09:39:09 Dilihat: 311x
Jakarta,-- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akhirnya mengeluarkan aturan resmi terkait ekspor kratom. Hal ini seiring dengan tingginya potensi ekonomi dari perdagangan kratom asal Indonesia.
Ketentuan terkait ekspor kratom itu tertuang dalam dua peraturan. Pertama, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag Nomor 22 Tahun 2023 tentang Barang Yang Dilarang untuk Diekspor.
Kedua, Permendag Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag Nomor 23 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Isy Karim mengungkapkan pengaturan ekspor kratom bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan keberterimaan produk ekspor Indonesia.
Aturan tata niaga ekspor kratom akan diberlakukan ketentuan standar ekspor, di antaranya bebas cemaran mikrobiologi, logam berat, dan campuran daun lainnya.
"Perubahan Permendag tata niaga ekspor kratom merupakan tindak lanjut hasil rapat internal yang dipimpin Presiden Jokowi. Dalam rapat tersebut diputuskan, ekspor kratom harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan guna meningkatkan nilai tambah dan memberikan kepastian hukum," ungkap Isy.
Ia menjelaskan pengaturan tata niaga kratom difokuskan untuk ekspor, bukan penggunaan dalam negeri. Pengaturan ini juga bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan kratom.
Lantas seberapa besar potensi kratom Indonesia?
Lahan kratom di Indonesia umumnya berada di kalimantan Barat.
Ketua Asosiasi Petani Purik Indonesia (Appuri) Ibrahim mengungkapkan produksi kratom di Kalimantan Barat yang bisa diekspor mencapai 3.000 ton per bulan pada 2023.
Jumlah tersebut melebihi setengah dari kebutuhan pasar dunia, yakni sebesar 5.000 ton. Ibrahim mengatakan harga daun kratom kini sedang anjlok di level petani. Menurutnya, harga daun remahan di wilayah Kecamatan Jongkong, Kapuas Hulu, saat ini berkisar Rp15 ribu sampai Rp17 ribu per kg.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu per November 2022, mencatat total petani kratom mencapai 18.392 orang tersebar di 23 kecamatan.
Luas lahan yang dimanfaatkan sekitar 11.384 hektar dengan jumlah pohon mencapai 49.391.092,64 atau 49,4 juta batang.
Adapun ekspor kratom Indonesia ke berbagai negara sudah berjalan sejak 2005. Ekspor komoditas dengan kode HS 12119099 itu memperlihatkan tren positif dalam tujuh tahun terakhir.
Lihat saja, ekspor kratom pada 2017 mencapai 3.738 ton dengan nilai US$10,1 juta. Ekspor itu lalu naik menjadi 6.912 ton dengan nilai US$16,2 juga pada 2018.
Pada 2019, ekspor turun menjadi 5.330 ton dengan nilai US$9,9 juta. Lalu, pada 2020 ekspor kratom mencapai 4.262 ton dengan nilai US$13,2 juta.
Lalu, pada 2021 ekspor kratom mencapai 4.367 ton dengan nilai US$15,5 juta. Pada 2022 ekspor melonjak menjadi 8.206 ton dengan nilai US$15.5 juta.
Sementara, pada 2023 ekspor kratom mencapai 7.695 ton dengan nilai US$16,6 juta.
Amerika Serikat menjadi negara utama tujuan ekspor kratom. Sepanjang 2023, jumlah yang diekspor ke Negeri Paman Sam mencapai 4.702,6 ton dengan nilai US$9,1 juta.