Aulia Akbar
Jum'at, 05 Oktober 2012 07:23 wib
Foto : Pasukan Suriah (Politicio)
HOMS - Menurut laporan dari Suratkabar Al Arabiya, intelijen Suriah menjalin kerja sama dengan Israel guna mengamankan wilayah perbatasan. Kerja sama itu diklaim sudah berjalan sejak awal mula demonstrasi besar terjadi di Suriah.
Seperti diberitakan Al Arabiya, Jumat (5/10/2012), suratkabar asal Arab Saudi itu mendapat dokumen rahasia dari fraksi oposisi Suriah berupa laporan kerja sama Suriah dengan Israel. Dalam dokumen itu, Ketua Intelijen Angkatan Udara Suriah Sakr Mennoun meminta pejabat militer Israel untuk mengamankan wilayah Suriah dan Dataran Tinggi Golan lewat "kerja sama dengan Negara Israel."
Bila laporan ini akurat, hal ini menunjukkan adanya perubahan hubungan Israel dan Suriah, yang selama ini dikenal sebagai dua musuh bebuyutan. Kedua negara itu jelas tidak memiliki hubungan bilateral dan terlibat dalam peperangan pada 1967. Suriah juga masih berang karena Dataran Tinggi Golan direbut oleh Israel dalam peperangan itu.
Pada Juni lalu, muncul pula laporan dari media Israel yang bertolak belakang dengan laporan Al Arabiya. Media Israel menyebutkan bahwa, fraksi oposisi-lah yang justru menjalin kontak dengan Negeri Yahudi. Salah seorang diplomat Suriah dilaporkan membelot dan membocorkan informasi intelijen negaranya ke Amerika Serikat (AS), lewat perantara yaitu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Laporan itu berisikan detil-detil mengenai pengiriman senjata yang dilakukan Iran dan Hizbullah. Namun Iran jelas membantah adanya keterlibatan pengiriman senjata ke Suriah.
Sejauh ini, Suratkabar Al Arabiya sering merilis laporan-laporan yang mereka dapatkan dari fraksi oposisi Suriah. Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa Rusia terlibat dalam penembakkan jet Suriah.
Al Arabiya pun sempat mengklaim, para pejabat Iran mengadakan kontak dengan Presiden Bashar al Assad untuk mentransfer senjata kimia. Meski demikian, tidak ada konfirmasi dari pihak yang bersangkutan dalam laporan ini.(AUL)