Penjaga perbatasan Bangladesh menolak lebih dari 160 orang pengungsi Rohingya dalam beberapa hari terakhir. Gelombang pengungsi meningkat akibat konflik sipil di Myanmar.
Komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh Mohammad Khalequzzaman mengatakan, para pengungsi mencoba menyeberangi perbatasan dan masuk ke wilayah Ukhia yang berbatasan dengan Rakhine. Sejauh ini penjaga perbatasan Bangladesh telah menolak lebih dari 160 pengungsi Rohingya yang mencoba ke Bangladesh melalui perbatasan sejak Minggu (21/10) lalu. Mereka mengungsi akibat gelombang kerusuhandi negara bagian Rakhine,Myanmar.
Tim patroli sungai Bangladesh juga memaksa pulang 16 perahu yang membawa pengungsi Rohingya yang kebanyakan wanita dan anak-anak. Mereka yang ditolak termasuk 27 orang yang mencoba masuk Ukhia pada Selasa (30/10) lalu. Khalequzzaman mengatakan, para pengungsi tiba secara berkelompok yang terdiri atas enam hingga 10 orang dalam tiga gelombang. “Kami menolak mereka sore ini setelah memberi mereka makanan. Tak satu pun dari mereka terluka atau sakit,” ujarnya.
Menurut laporan The Telegraph, sebanyak 3.000 etnis Rohingya yang datang dengan 50 kapal masih menunggu kepastian nasib mereka di lepas pantai Cox Bazaar di Bangladesh, setelah melarikan diri dari Myanmar. Ribuan etnis Rohingya, salah satu kelompok minoritas yang paling teraniaya di dunia, terus melarikan diri ke gunung untuk menghindari kerusuhan. Ribuan pengungsi lainnya turun ke kapal menuju ibu kota negara bagian Sittwe dan negara tetangga Bangladesh.
Tadi malam pejabat senior Departemen Luar Negeri Bangladesh Saida Muna Tasneem mengatakan,meski bersimpati dengan penderitaan Rohingya namun mereka yakin sebagian besar yang menuju pantai itu bukan pengungsi asli, melainkan migran yang diselundupkan pelaku perdagangan manusia. Dari 800–1.000 orang Rohingya yang tiba di Bangladesh dengan perahu pada Juni lalu, 80% merupakan korban perdagangan manusia dan hanya 20% pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan.
“Bangladesh adalah negara yang sangat kecil dan salah satu negara yang paling padat penduduknya di dunia.Sementara kita bersimpati,masyarakat internasional harus merenungkan mengapa orang-orang ini dianiaya,”ungkapnya. Selain itu, Bangladesh mengatakan tidak akan menerima pengungsi baru karena telah dibebani dengan 300.000 pengungi Rohingya yang telah tinggal di sebelah tenggara negara tersebut.
Langkah Bangladesh yang menolak pengungsi Rohingya mengundang kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi manusia. PBB memperkirakan, lebih dari 28.000 orang mengungsi sejak 21 Oktober lalu.
sumber : seputar-indonesia.com