Aulia Akbar
Jum'at, 02 November 2012 07:00 wib
Foto : Khalil al-Wazir atau Abu Jihad (AP)
YERUSALEM - Setelah 24 tahun membungkam diri, Israel akhirnya mengakui bahwa, negaranya membunuh mendiang Wakil Presiden Otoritas Palestina Khalil al-Wazir di Tunisia. Pembunuhan itu dilakukan pada 1988 silam dan melibatkan pejabat tinggi Israel.
Pembunuhan terhadap pria yang akrab disapa dengan nama Abu Jihad itu, melibatkan dua tokoh Negeri Yahudi yaitu Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dan Wakil Perdana Menteri Moshe Yaalon. Pada saat pembunuhan berlangsung, Barak menjabat sebagai Deputi Kepala Staf Militer dan Yaalon sebagai Kepala Pasukan Khusus Sayeret Matkal.
Andil Barak dan Yaalon tidak pernah terungkap dan juru bicara dari keduanya pun menepis komentar-komentar terkait pembunuhan Abu Jihad. Militer Israel juga menyensor informasi-informasi dari Suratkabar Yediot Ahronot, yang sempat mewawancarai militer yang menembak Abu Jihad, Nahum lev. Meski demikian, Lev saat ini sudah meninggal dunia. Demikian, seperti diberitakan Associated Press, Jumat (2/11/2012).
"Saya menembaknya (Abu Jihad) berkali-kali. Saya sangat berhati-hati agar tidak melukai istrinya. Abu Jihad terlibat dalam tindakan yang mengerikan terhadap warga sipil, dia bak mayat hidup. Saya pun menembakinya tanpa ragu," demikian ucapan Nahum Lev dalam wawancara dengan Yediot Ahronot.
Pada 1988, di Tunis, Tunisia, Lev menghampiri kediaman Abu bersama anggota militer lainnya yang menyamar menjadi perempuan. Lev membawa boks besar yang tampak seperti boks coklat, namun di dalamnya terdapat pistol yang sudah dipasang peredam.
Ketika mereka berhadapan dengan pengawal Abu Jihad, Lev mencabut pistolnya dan melepaskan tembakan ke kepala pengawal Abu Jihad. Beberapa tim militer Israel membunuh pengawal dan tukang kebun Abu Jihad. Dan ketika Lev melihat Abu Jihad mulai mengambil senjatanya, Lev langsung menembakinya.
12 tahun usai pembunuhan itu berlangsung, Lev diwawancarai dengan media dan Pemerintah beserta militer Israel memblokir publikasi wawancara Lev. Namun saat ini, Israel justru mengizinkan laporan itu tersebar. Israel juga tidak mengutarakan alasan yang jelas mengapa pihaknya mengakui keterlibatan dalam pembunuhan Abu Jihad.
Abu Jihad adalah seorang pelopor sekaligus pendiri dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Bersama Arafat, pria itu dituduh melakukan serangan terhadap warga Israel, salah satunya adalah serangan pada 1978 silam yang menewaskan 38 warga Israel. Abu Jihad turut mendukung gerakan Palestina melawan Israel pada Desember 1987.
Putra dari Abu Jihad, Jihad al-Wazir, adalah Kepala Bank Sentral Palestina. Dan sampai saat ini, pria itu pun belum berkomentar.(AUL)