Korban badai Sandy di Amerika Serikat (AS) masih merasakan dampak bencana yang menewaskan 92 orang itu.Listrik yang masih padam dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) membuat sejumlah warga frustrasi.
Korban badai harus antre di berbagai stasiun BBM. Di berbagai stasiun BBM terjadi antrean panjang kendaraan dan orang-orang yang membawa jerigen. “Saya telah memompa BBM selama 36 jam dan telah meminta tolong polisi serta menutup stasiun BBM sementara karena emosi pembeli meningkat,” kata seorang pemilik stasiun BBM di New Jersey.Ada juga laporan yang menyebut bahwa kenaikan harga BBM dilakukan oleh beberapa pemasok. Kelangkaan itu terjadi karena hampir setengah stasiun pengisian BBM di New Jersey dan New York tutup.
Padahal, kebutuhan BBM di saat bencana justru meningkat tajam karena para korban badai memerlukan transportasi ke berbagai lokasi. Rasa frustrasi dan kemarahan memicu perkelahian di sejumlah stasiun BBM di New York dan New Jersey.Warga di Staten Island, New York, juga marah dengan kondisi pemulihan bencana yang dianggap lambat. “Kami memiliki ratusan orang di penampungan.Banyak dari mereka,saat penampungan ditutup,tidak tahu harus ke mana karena rumah mereka hancur. Mereka bukan tunawisma tapikinimerekatunawisma,”kata James Molinaro yang mengeluhkan kurangnya perhatian Palang Merah Amerika. Seorang penduduk New York,Theresa Connor, mengatakan bahwa tempat tinggalnya kini telah hancur.
“Mereka melupakan kami. Wali Kota New York Michael Bloomberg mengatakan,kota ini baik-baik saja.Tapi kenyataannya,seperti ini,”ujarnya. Penduduk dan pekerja di daerah yang diterjang badai Sandy masih menghadapi masalah transportasi, pemadaman listrik,dan kelangkaan BBM setiap hari. Petugas penyedia listrik berharap dapat segera mengalirkan listrik ke seluruh Manhattan dan lebih banyak wilayah di Brooklyn pada Sabtu (3/11), dengan lebih banyak membuka jaringan kabel listrik bawah tanah.
Namun, perusahaan listrik yang melayani New York, Consolidated Edison, memperingatkan bahwa beberapa wilayah kota itu akan tetap mati listrik hingga 11 November. Sekitar 45% konsumen atau 1,8 juta jiwa di New Jersey dan sebanyak 15% di negara bagian New York masih tanpa listrik. Penduduk New York West Village, Rosemarie Zurlo,menyatakan bahwa dia meninggalkan apartemennya sementara dan menuju Brooklyn.
“Saya pergi karena saya kedinginan. Apartemen saya sedingin es. Setiap orang lelah dengan semua ini,”katanya. Layanan kereta masih gratis pada Jumat (2/11). Pemerintah masih memberlakukan larangan mengendarai mobil dengan penumpang kurang dari tiga orang di Manhattan pada hari yang sama. Wali Kota New York Michael Bloomberg menyatakan, proses pencarian korban masih berlanjut. “Lebih banyak jasad yang ditemukan saat polisi dan pemadam kebakaran melakukan misi penyelamatan dengan mengetuk dari pintu ke pintu dan ke tiap blok di kawasan yang dihantam badai,” ungkapnya.
Menurut Bloomberg, badai Sandy menegaskan fenomena perubahan iklim dan hanya satu kandidat yang menganggapnya sebagai masalah genting. Bloomberg merupakan pendukung Presiden AS Barack Obama dalam pemilu presiden (pilpres) pekan depan. Bloomberg menjelaskan bahwa 650.000 orang masih mengalami pemadaman listrik di New York.“Kami mulai mengirimkan makanan dan air. Personel Garda Nasional dan polisi akan ke gedung-gedung tinggi untuk membantu orangorang jompo,”katanya.
Genangan banjir yang surut dengan lambat itu membuat beberapa wilayah masih terisolasi.Satu yacht yang terseret badai masih menghalangi satu jalan dekat terminal feri Hoboken. Keluarga Christine Harman kemarin mengeluarkan barang-barang di garasi yang terkena banjir. Barang-barang itu hancur akibat tergenang air. Christine Harman menyatakan, penduduk Hoboken masih bertahan meskipun tidak ada pemanas, listrik, dan air masih menggenangi beberapa apartemen.
Sumber : seputar-indonesia.com