Asap kemarin mengepul di atas Kota Ras al-Ain setelah serangan udara di Suriah seperti dilihat dari kota perbatasan Turki Ceylanpinar, Provinsi Sanliurfa.
DOHA- Oposisi Suriah yang terpecah belah akhirnya bersedia bersatu melawan Presiden Bashar al-Assad.Mereka memilih ulama moderat Ahmed Moaz al-Khatib,52,sebagai pemimpin gerakan oposisi baru. Barat memuji langkah tersebut sebagai awal menuju transisi politik yang damai.Dewan Nasional Suriah (SNC) akhirnya sepakat memperluas keanggotaannya seperti yang diinginkannegara-negaraArab dan Barat.
Kesepakatan itu tercapai setelah empat hari perundingan di Qatar. Ahmed Moaz al-Khatib merupakan ulama dari Damaskus yang keluar dari Suriah tiga bulan lalu.Dia memimpin kelompok oposisi baru yang di dalamnya ada pembelot Riad Seif dan tokoh oposisi perempuan Suhair al-Atassi sebagai wakilnya. Pemimpin oposisi baru Suriah mendorong komunitas internasional memenuhi janjijanjinya.“ Rakyat kami menjadi sasaran genosida sistematis,” kata Khatib dalam acara penandatanganan kesepakatan Doha,dikutip AFP.
Kepala SNC yang baru terpilih, George Sabra, menjelaskan bahwa pemberontak Suriah memerlukan persenjataan, tidak hanya roti dan air.Sejumlah petinggi SNC sempat keberatan dengan banyaknya anggota yang menyeberang ke pihak lain. Hal ini mengakibatkan perundingan Doha berulang kali ditunda dan membuat frustrasi kelompok pemberontak lain serta negara-negara Arab dan Barat.
Namun setelah negosiasi berjalan beberapa jam pada Minggu (11/11) pagi dan kembali dilanjutkan setelah siang,faksifaksi oposisi sepakat membentuk “Kekuatan Koalisi Nasional Oposisi dan Revolusi Suriah”.“ Kami menandatangani 12 poin kesepakatan untuk membentuk satu koalisi,” kata Seif yang membawa proposal reformasi yang didukung AS.
Dalam salinan dokumen yang diterima AFP,kesepakatan Doha itu berbunyi,“Semua pihak sepakat bekerja untuk menjatuhkan rezim dan seluruh simbol- simbol serta pilar-pilarnya, dan menolak dialog apa pun dengan pemerintahan Assad.” Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Hamad bin Hassem Al-Thani menjelaskan, dia akan menemani Khatib ke kantor pusat Liga Arab di Kairo.
“Kami akan meminta pengakuan penuh pada badan baru ini,”ungkap Sheikh Hamad. AmerikaSerikat(AS) segera menyatakan dukungannya pada kelompok oposisi baru yang disebut Koalisi Nasional tersebut.“ Kami mendukung Koalisi Nasional sebagai bagian upaya mengakhiri pemerintahan Assad dan memulai masa depan yang damai dan demokratis yang diharapkan seluruh rakyat Suriah,” ungkap deputi juru bicara Departemen Luar Negeri ASMark Toner,dikutip AFP.
Inggris dan Prancis juga menyambut kesepakatan Doha tersebut.Persatuan oposisi Suriah itu tercapai setelah Israel menembakkan artileri melintasi perbatasan antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki rezim Zionis. Tembakan peringatan oleh Israel itu dilakukan setelah sebuah mortir ditembakkan dari wilayah Suriah yang mengenai kawasan Israel. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kemudian menyatakan pihaknya siap untuk perkembangan apa pun.
Menteri Pertahanan Israel juga memperingatkan respons lebih keras akan dilanjutkan. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon meminta Israel dan Suriah untuk meredam ketegangan di perbatasan Golan. “Sekjen PBB sangat mengkhawatirkan potensi eskalasi,”papar juru bicara Sekjen PBB Martin Nesirky.
Nesirky menambahkan, Ban menyerukan semua pihak menahan diri dan meminta kedua pihak menaati kesepakatan 1974 mengenai penetapan garis gencatan senjata dan zona demiliterisasi yang dijaga pasukan PBB.
Sumber : seputar-indonesia.com