Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tiba di Thailand, kemarin, untuk mengintensifkan poros diplomatiknya di Asia.
Obama yang menyebut dirinya sendiri sebagai presiden Pasifik pertama di AS, mendarat di Bangkok dan bertemu Raja Bhumibol Adulyadej serta berunding dengan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra.
Kunjungan pertama Obama di Thailand, menegaskan bahwa Washington berkomitmen memperkuat aliansinya dengan negara-negara di Asia yang terkena pengaruh kebangkitan China. ”Aliansi merupakan landasan upaya kami menyeimbangkan kembali Asia,”kata Ben Rhodes,deputi penasihat keamanan nasional AS,dikutip AFP. ”Thailand merupakan pakta aliansi tertua AS,aliansi sejak 1954 dan mitra kunci di Asia Tenggara,”tutur Rhodes.
Obama dan Yingluck akan membahas kerja sama dua negara dalam isu pemberantasan perdagangan narkotika, terorisme, dan perdagangan. Dia juga akan mengenalkan program untuk menghubungkan universitas-universitas AS dan Thailand. Dalam tur Asia kali ini, dia akan menciptakan sejarah dengan mengunjungi Myanmar untuk mendorong reformasi politik.
Dia akan menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Myanmar,negara yang sejak lama diisolasi komunitas internasional tersebut. Langkah ini menunjukkan perubahan hubungan antara AS dan Myanmar yang dramatis. Obama menuju Yangon hari ini dan bertemu Presiden Myanmar Thein Sein dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi, serta berpidato di Universitas Yangon yang menjadi simbol gerakan mahasiswa. Gedung Putih berharap kunjungan Obama di Myanmar memberi dukungan baru bagi langkah reformasi Sein yang mengizinkan Suu Kyi masuk parlemen.
Sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan seharusnya Obama menunggu lebih lama untuk berkunjung ke Myanmar, karena lawatannya itu dapat menutup prospek pembebasan sisa tahanan politik yang masih ditahan pemerintah. Namun, pejabat AS mengatakan bahwa Obama akan mendorong rezim Myanmar untuk meningkatkan reformasi. Pengaruh Obama sangat penting saat krusial dalam kebangkitan Myanmar dari isolasi dan represi junta militer. AS pekan lalu mencabut larangan impor dari Myanmar yang telah diberlakukan hampir satu dekade.
Sebelumnya, AS telah mencabut sanksisanksi lain. Myanmar pekan lalu mengampuni ratusan tahanan. Namun, mereka sebagian besar merupakan para penjahat, bukan tahanan politik.Aktivis menganggap langkah itu sebagai upaya rezim mendapat pujian sebelum kunjungan Obama. Rhodes mengatakan bahwa Myanmar telah membuat langkah positif dengan mengurangi hubungan militer dengan Korea Utara (Korut) dan kemungkinan latihan militer bersama dengan AS dan Thailand, jika upaya reformasi terus berjalan.
Thein Sein menyatakan Myanmar akan menahan diri dari kerja sama militer dengan Korut. Namun, sektor militer yang sangat berpengaruh di negara itu tampaknya akan menolak memutus semua hubungan dengan Pyongyang. Kunjungan Obama ke Myanmar itu dibayangi kekerasan di negara bagian Rakhine antara Buddha dan etnis minoritas Muslim Rohingya. Setelah mengunjungi Myanmar, Obama akan terbang ke Kamboja untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur.
Pertemuan itu digelar seiring memanasnya kawasan Asia Timur atas meningkatnya pengaruh China. Obama akan berunding dengan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen sebelum KTT Asia Timur.Namun, Rhodes menyatakan AS sangat prihatin dengan catatan HAM di Kamboja dan Obama tidak akan mengunjungi negara itu jika KTT Asia Timur tidak digelar di Kamboja. Kamboja merupakan pendukung kuat China.
Kamboja dianggap menghalangi inisiatif untuk menyelesaikan konflik maritim di Asia, saat Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton berkunjung untuk perundingan regional Juli silam. Kunjungan ini merupakan yang kelima kali dilakukan Obama di Asia,sejak dia menjabat 2009 lalu dan periode kedua pemerintahannya tahun ini.
Sumber : seputar-indonesia.com