MEMRI (The Middle East Media Research Institute) adalah lembaga yang kesehariannya melakukan alih b...
Alsharq Alawsat; Proyek Raksasa Media Keluarga Al-Saud dan Jaringan Media Barat
Dinasti Al-Saud sejak dekade 70-an terus-menerus berpikir untuk mendirikan jaringan besar media dan...
MEMRI (The Middle East Media Research Institute) adalah lembaga yang kesehariannya melakukan alih bahasa terjemahan Inggris semua film dan media Arab, Iran dan Turki. Lembaga ini juga mempersiapkan analisa mengenai budaya, politik dan agama Timur Tengah. Setiap harinya, berita yang dibuat oleh MEMRI dikirimkan ke media-media Amerika dan Eropa. Satu hal yang patut diperhatikan adalah semua ini dilakukan dengan gratis. Itulah mengapa para wartawan, pimpinan redaksi dan analis menyebut lembaga ini sebagai anugerah ilahi.
Namun para pakar melihat MEMRI sejatinya sebagai mesin propaganda sangat berbahaya dan sangat kompleks yang bertanggung jawab menyebarkan kebencian dan informasi salah ke seluruh dunia. Sebagaimana ditulis oleh majalah Mouood (majalah yang khusus membicarakan masalah Imam Mahdi af) mengutip surat kabar In Focus, peneliti masalah-masalah Palestina dan Israel Profesor Norman G. Finkelstein kepada In Focus mengatakan, “MEMRI menggunakan teknik propaganda yang dilakukan oleh NAZI. Caranya, mereka mengutip informasi yang diinginkannya dari teks dengan tujuan menciderai kepribadian atau politik seseorang yang tidak menyukai mereka.â€
Kita dapat mengambil contoh Profesor Halim Barakat, penulis roman dan peneliti di Universitas Georgetown dalam kasus ini. Ia pada tahun 2002 menulis makalah dengan tema Israel yang dimuat dalam koran Al-Hayat, namun ia menurutnya, MEMRI mengambil beberapa hal khusus yang kemudian dipublikasikannya. Barakat menyatakan, “Saya tahu betul bagaimana membedakan Yahudisme dan Zionisme, namun mereka menyelewengkan artikela saya. Mereka hanya mengutip beberapa hal khusus dan berusaha mencitrakannya sebagai pandangan anti Yahudi.â€
Selang beberapa waktu Daniel Pipes, analis anti Islam menerjemahkan artikel tersebut dan memanfaatkannya untuk menciderai kredibilitas Universitas Georgetown.
Finkelstein, kritikus kebijakan Israel dan lobi-lobi Amerika pro Israel juga punya masalah dengan MEMRI. Kejadian itu bermula saat ia diwawancarai oleh televisi Lebanon tahun 2006. Tema wawancara waktu itu mengenai “Holocaust dan Bagaimana Israel Memanfaatkannya untuk Membungkam Para Pengritiknyaâ€.
Setelah wawancara tersebut Finkelstein di situsnya menulis, “Baru-baru ini MEMRI mempublikasikan wawancara saya dengan televisi Lebanon mengenai holocaust. Publikasi yang dilakukan MEMRI sedemikian rupa sehingga mencerminkan bahwa saya mengingkari holocaust.â€
Tentu saja Finkelstein tidak mungkin dikategorikan dalam orang-orang yang mengingkari holocaust. Karena ayah dan ibunya termasuk orang-orang yang selamat dari peristiwa itu. Dan biasanya dalam membicarakan holocaust ia banyak menukil dari kedua orang tuanya. Namun MEMRI dengan mengedit sebagian besar wawancara tersebut dan menunjukkan pengingkarannya. Dengan menambahkan sebagian pandangan para pengelola MEMRI, wawancara itu tampak menganggap sedikit jumlah orang Yahudi dalam peristiwa holocaust dan bukannya membicarakan masalah Palestina-Israel.
Kecenderungan kuat MEMRI untuk melindungi Israel muncul dari orang-orang dan para simpatisan yang menjamin dan mengelola pembiayaan aktivitas internasionalnya. Lembaga ini dibangun tahun 1998 oleh Yigal Carmon, mantan Colonel Departemen Peperangan Israel Bidang Inteligen yang sebelumnya menjadi komandan sipil Tepi Barat Sungai Jordan dan Meyrav Wurmser, seorang Israel keturunan dan tokoh konservatif garis keras sayap kanan Amerika. Meyrav adalah isteri David Wurmser yang sempat menjadi peneliti di AEI (The American Enterprise Institute For Public Research) yang kemudian menjabat di Departemen Dalam Negeri Amerika di masa John Bolton. Mereka punya kerjasama erat dengan tokoh-tokoh seperti Douglas J. Feith, Elliott Abrams, Richard Perle dan para ideolog sayap kanan yang memproduksi cerita fiktif peran Saddam Hussein dalam peristiwa 11 September.