SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye menegaskan, nuklir Korea Utara (Korut) menimbulkan suatu hal yang tidak bisa diabaikan. Park mengutarakan kembali kekhawatirannya atas senjata nuklir Korut.
"Kita tidak bisa hidup bila ada senjata nuklir di atas kepala kita semua. Saya yakin, bila Korut menyerah dalam ambisi nuklirnya dan berjalan di jalan yang benar, saya akan mengimplementasikan kebijakan yang penuh akan kepercayaan terhadap Korut," ujar Park ketika bertemu para tujuh pemuka agama, seperti dikutip Dong-A Ilbo, Rabu (20/3/2013).
"Uni Soviet telah membangun senjata nuklir. Namun bagaimana akhir dari senjata itu? Kepemilikan senjata nuklir tidak akan menyelesaikan seluruh masalah, dan justru hanya menyebabkan isolasi. Negara mana yang mau berinvestasi di negara yang mengancam perdamaian dunia dengan senjata nuklir?" tegasnya.
Ketujuh pemuka agama yang mewakili Kristen Protestan, Katolik, Buddha dan Konghucu itu, meminta Park memimpin delegasi pemuka agama yang ingin menyalurkan bantuan ke Korut. Namun, bantuan itu hanya akan dikirimkan bila negeri komunis Korea tersebut menghentikan provokasinya terhadap Korsel.
Bersamaan dengan itu, presiden perempuan pertama di Negeri Ginseng itupun mengutarakan harapannya terhadap para pemuka agama di negaranya. Park berharap, seluruh pemuka agama akan memainkan peranan yang cukup besar dalam membantu Pyongyang, termasuk di antaranya adalah menjaga keselamatan warga Korut.
Secara tidak langsung, Park turut mengkritisi para politisi di negaranya. Park mendesak seluruh politisi Korsel membaktikan diri untuk warga, seperti halnya ketujuh pemuka agama yang ditemuinya.
"Politisi seharusnya tidak memanfaatkan isu kemasyarakatan untuk kepentingan politik," tutupnya.