Fajar Nugraha
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengatakan, senjata nuklir adalah hidup dari negaranya mereka tidak akan menukarnya untuk miliaran dolar. Sikap itu menunjukkan gertakan baru Korut terhadap musuh-musuhnya yang ingin melihat Korut menghabisi program nuklirnya.
Komentar ini dilontarkan setelah pemimpin Korut Kim Jong-UN memimpin pertemuan komite pusat Partai Pekerja Korut. Pertemuan itu mengatur penguatan strategi baru dari ekonomi dan persenjataan nuklir Negara Komunis itu. Sebelumnya, Korut secara resmi mengumumkan bahwa negaranya dalam kondisi perang terhadap Korea Selatan (Korsel).
Korut dikabarkan marah besar dengan latihan militer yang dilakukan Korsel dan Amerika Serikat (AS) di sekitar Semenanjung Korea. Namun banyak pengamat menilai Korut tidak akan melakukan penyerangan skala besar dalam waktu dekat. Korut diduga hanya melontarkan ancaman agar lebih banyak mendapatkan bantuan.
Tetapi anggapan ini dibantah keras oleh Korut. Mereka menilai senjata nuklir yang mereka miliki adalah anugerah untuk warga mereka yang saat ini banyak didera kelaparan.
"Senjata nuklir adalah harta karun yang tidak bisa ditukar dengan miliaran dolar. Senjata nuklir juga bukan sebuah alat tukar ataupun sebuah benda yang digunakan sebagai perjanjian ekonomi dalam sebuah negosiasi untuk melucuti senjata nuklir Korut," pernyataan pihak Korut, seperti dikutip Associated Press, Senin (1/4/2013).
"Kekuatan senjata nuklir kami manandakan lambang rakyat Korut yang tidak dapat diabaikan selama pihak imperialis dan ancaman nuklir hadir di bumi," lanjut pernyataan itu.
Korut selama ini menyenut senjata nuklir AS sebagai ancaman dari eksistensi mereka sejaka Perang Korea di tahun 1950-1953. Perang tersebut berakhir dengan gencatan senjata bukan dengan sebuah pakta perdamaian. Kondisi tersebut secara teknis membuat kondisi di Semenanjung Korea masih dalam kondisi perang.
Negeri yang dipimpin Kim Jong-Un itu menjustifikasi teknologi nuklir yang mereka miliki, sebagai cara untuk bertahan dari senjata nuklir Amerika.